tag:blogger.com,1999:blog-29855289183876512892024-03-13T01:21:10.175-07:00Cantik dan SholehahFandihttp://www.blogger.com/profile/15545643301016921846noreply@blogger.comBlogger92125tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-85514356313219025232023-07-06T17:56:00.000-07:002023-07-06T17:57:02.675-07:00Manfaat Kewajiban Menutup Aurat bagi Wanita<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjyoqCdPHYAT_5XVzLA6qRWOh7pKSmycZwHiqMOYo-kmYAMZbtEXYkVUWkKEoCajxU6tJSNOR0v9bJfvgd9Vd79sXL-0nm2qltpomEQ1QqnacSg3dOhFEl7x7fWs2UnREyuY0WilB21aCWU-UYPZa35oLpzNNmomwsJz6vtJiIQ3g7ub4mhCV-lqRIgpVw" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjyoqCdPHYAT_5XVzLA6qRWOh7pKSmycZwHiqMOYo-kmYAMZbtEXYkVUWkKEoCajxU6tJSNOR0v9bJfvgd9Vd79sXL-0nm2qltpomEQ1QqnacSg3dOhFEl7x7fWs2UnREyuY0WilB21aCWU-UYPZa35oLpzNNmomwsJz6vtJiIQ3g7ub4mhCV-lqRIgpVw" width="400">
</a>
</div>Kewajiban menutup aurat bagi wanita dalam Islam memiliki beberapa manfaat yang meliputi:</div><div><br></div><div>1. Memelihara kesucian dan kehormatan diri: Menutup aurat membantu wanita memelihara kesucian dan kehormatan diri. Dengan menutup aurat, wanita menjaga privasi dan menghormati tubuhnya sebagai amanah yang diberikan oleh Allah.</div><div><br></div><div>2. Menjaga kemurnian hubungan sosial: Dengan menutup aurat, wanita membantu menjaga kemurnian hubungan sosial antara pria dan wanita. Hal ini mencegah kemungkinan timbulnya godaan, fitnah, atau percintaan yang tidak sehat.</div><div><br></div><div>3. Menciptakan rasa aman dan nyaman: Dalam masyarakat yang menerapkan pemahaman yang benar tentang menutup aurat, wanita akan merasa aman dan nyaman karena tidak akan menjadi objek objek seksualisasi atau pelecehan seksual.</div><div><br></div><div>4. Menghormati agama dan perintah Allah: Menutup aurat adalah perintah langsung dari Allah dalam Al-Quran. Dengan melaksanakan kewajiban ini, wanita menunjukkan penghormatan dan ketaatan terhadap agama Islam serta menjaga hubungan baik dengan Allah.</div><div><br></div><div>5. Mengembangkan kesadaran diri: Menutup aurat membantu wanita untuk mengembangkan kesadaran diri terhadap nilai-nilai moral dan spiritual dalam Islam. Hal ini dapat memperkuat ikatan dengan agama, meningkatkan kesadaran diri tentang perbuatan dan pilihan yang baik, serta membangun karakter yang kuat.</div><div><br></div><div>6. Menjaga fokus pada hal-hal yang penting: Dengan menutup aurat, wanita dapat menghindari gangguan dan distraksi yang mungkin muncul dari interaksi berdasarkan penampilan fisik. Hal ini memungkinkan wanita untuk fokus pada pengembangan diri, pencapaian pribadi, dan kegiatan yang bermanfaat.</div><div><br></div><div>Penting untuk diingat bahwa menutup aurat bukan hanya tentang pakaian yang dikenakan, tetapi juga melibatkan sikap dan perilaku yang sopan. Menjaga aurat adalah bagian integral dari konsep kesucian dan moralitas dalam Islam, serta merupakan bentuk perlindungan dan penghormatan terhadap diri sendiri dan nilai-nilai agama.</div>Fandihttp://www.blogger.com/profile/15545643301016921846noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-22321997821116735022023-07-04T02:12:00.000-07:002023-07-04T02:13:06.252-07:00Menjadi Muslimah yang Tangguh<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgUGWRo_08quz8my-obCdAqb2m-1fQNthwh81vB42zlLtS5DsW3dtP8RYjRESnjnM8opNkjo2D8n8F5EWGdO_Pnnv7twPdQZBBu6FLBXGjMyrSFs7CuhItEbae2Peybpg6eQLDxj7-CbvFS8MIvfgsbOPd7unmo3wZ2MFXwZItp5mjbPfID0un8e48UNB8" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgUGWRo_08quz8my-obCdAqb2m-1fQNthwh81vB42zlLtS5DsW3dtP8RYjRESnjnM8opNkjo2D8n8F5EWGdO_Pnnv7twPdQZBBu6FLBXGjMyrSFs7CuhItEbae2Peybpg6eQLDxj7-CbvFS8MIvfgsbOPd7unmo3wZ2MFXwZItp5mjbPfID0un8e48UNB8" width="400">
</a>
</div>Menjadi seorang muslimah yang tangguh melibatkan pengembangan diri yang holistik, baik dari segi iman, akhlak, pengetahuan, dan keteguhan dalam menghadapi tantangan kehidupan. Berikut adalah beberapa tips untuk menjadi muslimah yang tangguh:</div><div><br></div><div>1. Memperdalam pengetahuan agama: Tingkatkan pemahaman Anda tentang ajaran Islam melalui membaca Al-Quran, mempelajari Hadis, dan mengikuti kajian agama. Pengetahuan yang kuat tentang Islam akan memberi Anda dasar yang kokoh untuk menghadapi berbagai situasi dalam hidup.</div><div><br></div><div>2. Kuatkan ikatan dengan Allah: Jadikan hubungan dengan Allah sebagai prioritas utama dalam hidup Anda. Selalu berdoa, beribadah, dan mendekatkan diri kepada-Nya. Kekuatan spiritual akan memberi Anda ketenangan dan keberanian dalam menghadapi tantangan hidup.</div><div><br></div><div>3. Perkuat akhlak yang baik: Jadilah teladan yang baik dengan menjaga akhlak yang mulia, seperti kesabaran, kejujuran, kerendahan hati, dan kasih sayang. Akhlak yang baik akan mempengaruhi hubungan Anda dengan Allah, diri sendiri, dan orang lain.</div><div><br></div><div>4. Bantu sesama: Menjadi muslimah yang tangguh juga berarti membantu dan memberi manfaat kepada sesama. Terlibatlah dalam kegiatan amal, sukarelawan, atau usaha sosial yang bermanfaat bagi masyarakat. Ini akan memperkuat rasa empati dan memberi Anda kepuasan spiritual.</div><div><br></div><div>5. Bangun kepercayaan diri: Miliki keyakinan pada diri sendiri dan kemampuan Anda. Perkuat kepercayaan diri dengan mengembangkan keterampilan dan pengetahuan Anda dalam berbagai bidang. Ingatlah bahwa Allah telah memberi Anda potensi dan bakat yang unik.</div><div><br></div><div>6. Tangani tantangan dengan ketabahan: Hidup akan menghadirkan tantangan dan ujian. Tanggapi mereka dengan ketabahan dan kesabaran. Percayalah bahwa setiap ujian adalah kesempatan untuk tumbuh dan memperkuat iman Anda.</div><div><br></div><div>7. Hindari gosip dan perilaku negatif: Menjauhkan diri dari gosip, fitnah, dan perilaku negatif lainnya adalah tanda kekuatan karakter. Fokuslah pada hal-hal yang positif dan produktif dalam kehidupan Anda.</div><div><br></div><div>8. Terus belajar dan berkembang: Jadilah muslimah yang aktif dalam pembelajaran sepanjang hayat. Teruslah mengembangkan pengetahuan Anda, baik dalam agama, ilmu pengetahuan, seni, atau bidang lain yang Anda minati. Pendidikan akan memberi Anda alat yang kuat untuk berkontribusi secara positif dalam masyarakat.</div><div><br></div><div>9. Jaga kesehatan fisik dan mental: Kesehatan fisik dan mental yang baik memainkan peran penting dalam menjadi muslimah yang tangguh. Berolahraga teratur, makan makanan sehat, istirahat yang cukup, dan perhatikan kesehatan mental Anda dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan dan mengelola stres.</div><div><br></div><div>10. Tetap bersyukur: Selalu bersyukur</div><div><br></div><div> atas segala nikmat yang Allah berikan kepada Anda, baik dalam keadaan baik maupun buruk. Mengembangkan sikap syukur akan memperkuat iman dan memberi Anda ketangguhan dalam menghadapi cobaan.</div><div><br></div><div>Ingatlah bahwa menjadi muslimah yang tangguh adalah perjalanan yang berkelanjutan. Jangan pernah ragu untuk meminta pertolongan Allah dalam setiap langkah Anda, dan percayalah bahwa Dia adalah sumber kekuatan yang tak terbatas.</div>Fandihttp://www.blogger.com/profile/15545643301016921846noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-73241137529173748002023-06-30T00:45:00.001-07:002023-06-30T00:45:56.842-07:00Menjadi Istri yang Tidak Durhaka pada Suami<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiSA480r0FsQvCC3jenFqjzjLdGwP88LY79AQ3bt-DIJxH5nnAVtmbnGVujxQ0zI-DvFLNEuXujFcpVwm9HqR8CbVj1qwarPu2gEz6jIkHJfizh4ETjiaoqYcQ8BCDWgJCqvFU4ZEwLQgJj26_7_ISY7O44-DCM9_XBKVyyaNNYddQInVySk6fKn8Kz2xs" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiSA480r0FsQvCC3jenFqjzjLdGwP88LY79AQ3bt-DIJxH5nnAVtmbnGVujxQ0zI-DvFLNEuXujFcpVwm9HqR8CbVj1qwarPu2gEz6jIkHJfizh4ETjiaoqYcQ8BCDWgJCqvFU4ZEwLQgJj26_7_ISY7O44-DCM9_XBKVyyaNNYddQInVySk6fKn8Kz2xs" width="400">
</a>
</div>Menjadi istri yang tidak durhaka pada suami adalah sikap dan tindakan yang sangat dihargai dalam sebuah pernikahan. Berikut adalah beberapa tips untuk menjadi istri yang setia dan tidak durhaka pada suami:</div><div><br></div><div>1. Komunikasi yang baik: Buka saluran komunikasi dengan suami Anda. Dengarkan perasaannya, ungkapkan perasaan Anda, dan berbicara dengan hormat dan pengertian.</div><div><br></div><div>2. Hormati dan hargai suami Anda: Berikan penghargaan dan hormat pada suami sebagai pendamping hidup Anda. Menghargai peran dan usahanya dalam keluarga adalah hal yang penting.</div><div><br></div><div>3. Jaga kepercayaan: Jujurlah pada suami dan jaga kepercayaan yang telah dibangun. Kepercayaan adalah landasan penting dalam sebuah hubungan yang langgeng.</div><div><br></div><div>4. Bantu dan dukung: Dukung suami dalam perjuangannya dan bersedia membantunya ketika diperlukan. Jadilah mitra yang setia dalam segala hal, baik dalam suka maupun duka.</div><div><br></div><div>5. Hormati privasi: Berikan suami ruang pribadi yang pantas dan hormati privasinya. Setiap individu membutuhkan waktu dan tempat untuk dirinya sendiri.</div><div><br></div><div>6. Jaga kehidupan seksual yang sehat: Penting untuk menjaga hubungan intim yang sehat dengan suami Anda. Ini membantu memperkuat ikatan emosional dan fisik dalam pernikahan.</div><div><br></div><div>7. Jangan perbandingkan: Hindari membandingkan suami dengan orang lain atau dengan mantan pacar. Setiap individu unik dan memiliki kelebihan serta kelemahan masing-masing.</div><div><br></div><div>8. Berbicara dengan lembut: Hindari berbicara dengan nada tinggi atau menyakitkan. Gunakan kata-kata yang lembut dan bijaksana dalam komunikasi sehari-hari.</div><div><br></div><div>9. Terima dan maafkan: Terima suami Anda apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Jika ada kesalahan, belajarlah untuk memaafkan dan bekerja sama mencari solusi.</div><div><br></div><div>10. Bangun kehidupan spiritual bersama: Bagi beberapa pasangan, membangun kehidupan spiritual bersama dapat memperkuat ikatan emosional dan membawa kedamaian dalam rumah tangga.</div><div><br></div><div>Ingatlah bahwa setiap pernikahan memiliki tantangan dan kesulitan tersendiri. Penting untuk selalu berusaha memahami dan mendukung satu sama lain dalam perjalanan hidup bersama. Setiap upaya untuk menciptakan hubungan yang lebih baik dan harmonis adalah investasi berharga untuk masa depan pernikahan Anda.</div>Fandihttp://www.blogger.com/profile/15545643301016921846noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-18573455815629529302023-06-29T00:06:00.001-07:002023-06-29T00:06:16.124-07:00Mendidik Anak Wanita Sholehah<div>Mendidik anak wanita sholehah adalah tanggung jawab penting bagi orang tua. Berikut adalah beberapa tips untuk membantu Anda dalam mendidik anak wanita sholehah:</div><div><br></div><div>1. Teladan yang baik: Jadilah teladan yang baik bagi anak Anda dalam hal ibadah, akhlak, dan sikap positif. Anak-anak sering meniru perilaku orang tua, jadi berusahalah untuk menjadi contoh yang baik dalam menjalankan ajaran agama dan perilaku yang baik.</div><div><br></div><div>2. Ajarkan nilai-nilai agama: Sampaikan ajaran agama secara teratur kepada anak Anda. Ajarkan mereka tentang kewajiban beribadah, nilai-nilai Islam, dan praktik-praktik kebaikan. Bantu mereka memahami arti dan tujuan dari ibadah-ibadah tersebut.</div><div><br></div><div>3. Baca Al-Quran dan Hadis bersama-sama: Ajak anak Anda untuk membaca Al-Quran dan Hadis bersama. Bantu mereka memahami makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Quran dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. Beri mereka pemahaman tentang bagaimana menerapkan ajaran-ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.</div><div><br></div><div>4. Pendidikan moral dan etika: Ajarkan anak Anda tentang pentingnya etika dan moral dalam kehidupan sehari-hari. Ajarkan nilai-nilai seperti jujur, menghormati orang lain, kasih sayang, toleransi, dan empati. Berikan penjelasan mengapa perilaku baik itu penting dan bagaimana itu sejalan dengan ajaran agama.</div><div><br></div><div>5. Berikan pendidikan yang baik: Berikan anak Anda pendidikan yang baik dan dorong mereka untuk mengembangkan minat dan bakat mereka. Pastikan mereka mendapatkan pendidikan formal yang memadai dan berikan mereka kesempatan untuk belajar hal-hal baru di luar sekolah, seperti seni, musik, olahraga, atau keterampilan lainnya.</div><div><br></div><div>6. Ajak mereka berpartisipasi dalam kegiatan sosial: Dorong anak Anda untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan. Ajak mereka untuk membantu orang lain, mengunjungi panti asuhan, atau terlibat dalam kegiatan amal. Ini akan membantu mereka memahami pentingnya memperhatikan dan membantu sesama.</div><div><br></div><div>7. Komunikasi terbuka: Selalu buka komunikasi dengan anak Anda. Dengarkan pendapat mereka, tanggapi pertanyaan mereka dengan sabar, dan berikan arahan yang baik. Jalin hubungan yang baik dengan anak Anda sehingga mereka merasa nyaman untuk berbagi pemikiran, perasaan, dan masalah dengan Anda.</div><div><br></div><div>8. Doa dan dzikir bersama: Ajarkan anak Anda pentingnya berdoa dan berdzikir. Lakukan kegiatan doa dan dzikir bersama sebagai keluarga. Ajarkan mereka doa-doa harian, surat-surat pendek dari Al-Quran, dan dzikir-dzikir yang disunahkan.</div><div><br></div><div>9. Beri penghargaan dan pujian: Beri penghargaan dan pujian kepada anak Anda ketika mereka melakukan kebaikan atau mencapai sesuatu yang baik. Ini akan memotivasi mereka untuk terus berbuat baik dan menjadi lebih sholehah.</div><div><br></div>Fandihttp://www.blogger.com/profile/15545643301016921846noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-33506046070821816872023-06-27T13:51:00.001-07:002023-06-27T13:51:03.943-07:00Hal Penting dalam Menjaga Hubungan Suami Istri<div>Menjaga hubungan suami istri yang sehat dan harmonis memerlukan komitmen, komunikasi yang baik, saling pengertian, dan investasi waktu dan usaha dari kedua belah pihak. Berikut adalah beberapa tips untuk menjaga hubungan suami istri yang baik:</div><div><br></div><div>1. Komunikasi yang efektif: Jadilah pendengar yang baik dan berbicaralah dengan jujur dan terbuka satu sama lain. Berbagi perasaan, harapan, dan kebutuhan Anda secara teratur. Hindari menumpuk masalah dan selalu berusaha mencapai pemahaman yang saling menghormati.</div><div><br></div><div>2. Saling pengertian: Usahakan untuk memahami dan menghargai perbedaan antara Anda dan pasangan. Terima bahwa setiap individu memiliki keunikan dan pandangan yang berbeda. Jalin empati dan selalu berusaha melihat dari perspektif pasangan.</div><div><br></div><div>3. Waktu berkualitas bersama: Sisihkan waktu untuk berkualitas bersama tanpa gangguan. Nikmati momen bersama, seperti melakukan kegiatan yang Anda sukai bersama-sama, berbicara, atau berlibur. Dalam kehidupan yang sibuk, penting untuk membuat hubungan menjadi prioritas.</div><div><br></div><div>4. Keintiman fisik dan emosional: Jaga keintiman dalam hubungan Anda. Hal ini meliputi kontak fisik seperti pelukan, ciuman, dan sentuhan yang menggambarkan kasih sayang Anda satu sama lain. Selain itu, berbagi emosi, harapan, dan kebutuhan juga penting untuk membangun kedalaman dan kekuatan hubungan.</div><div><br></div><div>5. Timbang antara peran dan tanggung jawab: Bekerjasama dalam membagi tugas dan tanggung jawab dalam rumah tangga dan kehidupan sehari-hari. Dukung satu sama lain dalam mencapai tujuan pribadi dan bersama. Menghormati peran masing-masing dan saling membantu dalam menghadapi tantangan.</div><div><br></div><div>6. Menghormati dan menghargai: Bangun hubungan yang didasarkan pada saling menghormati dan menghargai. Jangan mengabaikan kebutuhan, harapan, atau pendapat pasangan. Berikan apresiasi dan ungkapkan rasa terima kasih secara teratur.</div><div><br></div><div>7. Komitmen terhadap pertumbuhan dan perbaikan diri: Teruslah berinvestasi dalam pertumbuhan pribadi dan perbaikan diri Anda sendiri. Bersama-sama, dukung pasangan Anda dalam mencapai tujuan mereka. Selalu ada ruang untuk tumbuh dan berkembang sebagai individu dan sebagai pasangan.</div><div><br></div><div>Penting untuk diingat bahwa setiap hubungan memiliki tantangan dan periode sulit. Mengatasi masalah dengan komunikasi yang baik dan kerja sama tim adalah kunci untuk memperkuat hubungan suami istri. Jika masalah yang lebih serius muncul, penting untuk mencari bantuan dari ahli terapi pernikahan atau konselor yang dapat membantu dalam mengatasi kesulitan dan membangun hubungan yang lebih kuat.</div>Fandihttp://www.blogger.com/profile/15545643301016921846noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-45954510106361568712013-10-12T09:01:00.000-07:002013-10-12T09:01:00.205-07:00Sosok Wanita Muslimah ItuWanita muslimah adalah wanita yang mulia<br />Wanita yang memiliki akidah yang baik<br />Wanita yang ibadahnya baik<br />Wanita yang bisa mengislamkan akhlaknya<br />Wanita yang menjaga auratnya<br />Wanita yang berbusana syar’i<br /><br />Wanita muslimah adalah seorang ibu yang baik<br />Merasa cukup dengan keadaan suaminya<br />Menjaga harta suami<br />Menyimpan rahasia suami<br />Menutupi kekurangan suami<br />Mendukung dakwah suami<br />Mempersiapkan generasi yang mulia<br />Mendidik anak dengan benar<br />Membangun keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah<br /><br />Wanita muslimah adalah senjata yang tajam<br />Jika diasah dan disiapkan dengan baik<br />Maka ia akan siap mencapai tujuannya<br />Menjadi fondasi yang baik<br />Membangun masyarakat islami yang kokoh<br />Memiliki pilar yang kuat<br /><br />Wanita muslimah adalah guru yang baik<br />Memberikan teladan yang sejati pada umat<br />Menjadikan para shahabiyah sebagai lentera petunjuk<br />Menunjukkan kegigihannya dalam membela akidah<br />Mau mengorbankan segala yang dimiliki untuk kepentingan Islam<br /><br />Wanita muslimah ibarat taman yang indah<br />Selalu rajin menyiraminya<br />Memberinya pupuk yang berkualitas<br />Sehingga tumbuh dengan subur<br />Lebat daunnya dan harum bunganya<br /><br />Wanita muslimah adalah wanita yang cerdas<br />Selalu haus akan ilmu<br />Tidak pernah puas dengan ibadahnya<br />Melakukan hal yang bermanfaat<br />Berlomba-lomba dalam kebaikan<br />Sehingga ia tidak mensia-siakan waktu<br /><br />Wanita muslimah selalu mengutamakan kesederhanaan<br />Walaupun hidup berkecukupan, tapi ia dermawan<br />Sering memberikan sedekah<br />Senang menyantuni anak yatim<br />Membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongannya<br /><br />Wanita muslimah seperti bidadari surga<br />Wanita yang terindah di dunia<br />Ia akan menyenangi hati setiap orang<br />Wajahnya penuh dengan cahaya<br />Sinarnya memancar dan menerangi segala sesuatu disekitarnya<br /><br />Wanita muslimah bersunguh-sungguh menjadi wanita shalihah<br />Karena ia mendamba sebagai wanita penghuni surga<br />Berusaha menjadi sebaik-baiknya perhiasan<br />Menjadikan hidup lebih bersemangat dan optimis<br />Ikhlas dan ridho dengan ketetapan-Nya<br />Sabar bila terjadi musibah<br />Syukur bila menerima kebahagiaan<br /><br />Wanita muslimah senantiasa bermuhasabah<br />Wanita muslimah sering muraqabatullah<br />Wanita muslimah selalu istiqomah<br />Wanita muslimah memiliki iman yang kuat<br />Wanita muslimah memiliki tekad yang kuat<br />Wanita muslimah tidak takut apapun kecuali Allah<br />Karena Allah sebagai Pelindung dan Pembuat perhitungan<br /><br />Dibalik laki-laki yang agung, terdapat sosok wanita yang agung<br />Dibalik laki-laki yang hebat, terdapat sosok wanita yang hebat<br />Dibalik laki-laki shalih, terdapat wanita yang shalihah<br />Dibalik lahirnya tokoh muslim besar, terdapat wanita muslimah yang bijaksana<br /><br />Medan, 2 Agustus 2010<br />~Evi A.~Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-18156180883869751432013-10-05T08:55:00.000-07:002013-10-05T08:55:00.500-07:00Bagaimana sich Sosok Muslimah Sholihah ? Kita memang hidup di negeri muslim, mayoritas kita juga beragama Islam. Hanya system hidup kita memang belum seperti seharusnya seorang muslim. Sistem hidup kita masih menganut faham kapitalis dan liberalis. Sehingga dalam mempublikasikan profil muslimah pun akhirnya tidak mewakili teladan seorang muslimah sesuai dengan aturan Allah SWT. MIsalnya masih banyak para muslimah yang bingung, seperti apa sih sosok perempuan yang harus ditiru? Apakah profil artis yang kalau menurut gambaran sosok wanita Barat memang dipandang memiliki kemandirian yang tinggi untuk menentukan sikap. Disamping mampu mandiri secara ekonomi, dia juga memiliiki eksistensi di dunia musik, bisa memutuskan sikap untuk bercerai dari suami dan tidak pernah tenggelam dalam duka bahkan semakin produktif bernyanyi. Atau mungkin seperti pengusaha perempuan ternama yang memiliki banyak perusahaan, atau mungkin seperti Dewi Persik dan Jupe yang tidak segan-segan mengekspose tubuhnya. Bagi mereka ekspose tubuh adalah bagian dari seni dan profesionalitas sebagai artis. Seperti apa sih? Kenyataannya media massa selalu mencekoki masyarakat muslim Indonesia dengan profl-profil seperti mereka. Mungkin Agnes Monica, Sahrini, dll. Terlebih lagi award-award atau penghargaan juga banyak dinobatkan di kalangan ini. Inilah yang semakin menenggelamkan profil seorang muslimah yang sesungguhnya. Kalaupun ada upaya masih melekatkan Islam, tetapi nilai-nilainya diselewengkan. Misalnya seperti dalam film perempuan berkalung sorban. Seperti itukah sosok muslimah yang baik? Di satu sisi ada upaya untuk mempopulerkan sosok dengan nilai pemberontakan yang bebas seperti itu. Ini yang membingungkan umat. Akhirnya bagi muslimah-muslimah yang sebenarnya masih terikat dengan nilai-nilai Islam, tapi pemikiran mereka masih rendah, dan tidak rajin memperdalam ilmu Islam, mereka ini pun merasa minder. Berada pada posisi rendah dan seolah-olah tidak berprestasi. Inilah salah satu keberhasilan musuh-musuh Islam dalam membolak-balikkan pemikiran kaum muslimin. Dengan cara ini mereka berhasil meragukan para muslimah terhadap identitas keislamannya.<br />Kalau menurut Islam, bagaimana seorang muslimah yang sholihah?<br />Di dalam Islam, seorang wanita yang sholihah memiliki karakter sesuai dengan syariat islam. Mentaati Allah dan suaminya. Ketaatan kepada suami ini adalah dalam rangka mentaati Allah SWT, karena Allah SWT memerintahkan para istri untuk mentaati suami. Allah SWT berfirman: “Ar rijaalu qowwaamuuna alannisaa.Bimaa fadhalallaahu ba’dhuhum alaa ba’dhin wa bimaa anfaquu min amwaalihim. Fashsholihaatu qaanitaatun haafizhaatun lil ghoibi bimaa hafizhallaah: Laki-laki adalah pemimpin perempuan, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dank arena mereka telah menafkahkan sebagian harta mereka. Oleh karena itu, wanita yang sholihah adalah mereka yang mentaati Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah memelihara mereka.” QS An nIsaa:34). Rasulullah Saw juga bersabda: “Tidak ada sesuatu yang lebih memberikan manfaat kebaikan bagi seorang mukmin setelah ketaqwaannya kepada Allah daripada seorang istri yang sholihah. JIka ia memerintahkannya, ia menaatinya. Jika ia memandangnya, ia menyenangkannya. Jika ia mendatanginya, ia memuaskannya. Dan jika ia menunggalkannya, ia akan memelihara diri dan harta suaminya.” HR Ibnu Majah. Dari Umma Salamahh, Rasulullah Saw bersabda: “Ayyumaa imra atin, maatats wa zaujuhaa raadhin dakhalats al jannata.”: Wanita mana saja yang meninggal, sementara suaminya meridhoinya, ia pasti masuk surga.” HR At Tirmidzi.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-85644653844731370772013-09-30T08:54:00.000-07:002013-09-30T08:54:00.661-07:00Muthi'ah, Sosok Muslimah Teladan Rekomendasi Rasulullah<h1 style="color: black; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small; font-weight: normal;"><strong>FATHIMAH RA </strong>bergegas
menggandeng Hasan RA yang masih kecil. Terngiang di telinganya pesan
sang ayahanda, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, untuk menemui
seorang muslimah berakhlak mulia dan meneladaninya. Tak sabar rasanya
Fathimah untuk segera mengetahui, seperti apa gerangan teladan wanita
bernama Siti Muthi’ah tersebut.</span></h1>
<div style="color: black; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Sesampainya
di depan pintu rumah yang dimaksud, Fathimah pun mengucap salam. Tak
lama kemudian si pemilik rumah datang membuka pintu. Hatinya sangat
heran bercampur senang karena tak menyangka yang bertandang adalah putri
Rasulullah SAW. Namun, sungguh di luar dugaan Fathimah, setelah
mengutarakan maksud kedatangannya, Muthi’ah malah berkata, “Sungguh
bahagia aku menyambut kedatanganmu Fathimah. Namun, maafkanlah aku
karena aku hanya dapat menerima kedatanganmu di rumahku. Sesungguhnya
suamiku mengamanatkan padaku untuk tidak menerima tamu lelaki di
rumahku.”</span></div>
<div style="color: black; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Fathimah
tersenyum, “Wahai Muthi’ah, ini Hasan anakku dan dia masih kecil.”
Muthi’ah menjawab, “Sekali lagi maafkan aku Fathimah, meskipun ia masih
kecil tetapi ia lelaki. Sungguh aku tidak dapat melanggar amanat
suamiku.”</span></div>
<div style="color: black; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Mendengar
jawaban Muthi’ah, Fathimah mulai merasakan kemuliaan akhlak Muthi’ah
dan semakin ingin mengetahui lebih jauh keutamaan akhlak wanita
tersebut. Akhirnya Fathimah pun pamit untuk sejenak mengantar Hasan
pulang.</span></div>
<div style="color: black; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Tak
lama kemudian, Fathimah kembali tiba di rumah Muthi’ah seorang diri dan
segera disambut dengan gembira oleh Muthi’ah. Setibanya di dalam,
Muthi’ah dengan berbinar-binar menanyakan, apa penyebab kedatangannya.
Fathimah pun menjelaskan bahwa ia datang karena perintah ayahnya,
Rasulullah SAW untuk meneladani akhlaq Muthi’ah. Hati Muthi’ah pun
segera ditutupi luapan kebahagiaan karena pujian dari Rasulullah SAW
tentu tak ada bandingannya. Namun, ia kembali bertanya dengan keheranan
pada Fathimah, “Apakah engkau tengah bercanda Fathimah? Keutamaan akhlak
seperti apa yang kumiliki? Aku hanyalah perempuan yang biasa saja,”
Muthi’ah kemudian tampak berpikir keras.</span></div>
<div style="color: black; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Sementara
itu, tak sengaja pandangan Fathimah menyapu ruangan yang sederhana
tersebut. Terlihat olehnya sebilah rotan, sebuah kipas, dan sehelai
handuk. Ia pun segera bertanya pada Muthi’ah, “Untuk apa benda-benda
itu?” Wajah Muthi’ah pun seketika merona merah. “Untuk apa kau tanyakan
itu Fathimah, aku jadi malu.” Namun, Fathimah mendesak, “Katakanlah
padaku Muthi’ah, mungkin benda-benda itulah yang membuat ayahku
mengabarkan padaku tentang kemuliaanmu.”</span></div>
<div style="color: black; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Muthi’ah
pun bercerita, “Suamiku setiap harinya bekerja keras untuk memenuhi
kebutuhan keluarga kami. Karena itu, aku sangat menyayangi dan
menghormatinya. Begitu ia pulang dari bekerja, maka aku akan cepat-cepat
menyambutnya dan mengelap keringatnya dengan handuk ini. Setelah kering
keringatnya, maka ia akan berbaring di tempat tidur. Ketika itulah, aku
mengambil kipas ini dan kukipasi tubuhnya sampai hilang penatnya atau
ia tertidur pulas.”</span></div>
<div style="color: black; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Fathimah
masih penasaran, “Lalu, untuk apa rotan ini?” Muthi’ah melanjutkan,
“Setelah ia hilang lelahnya atau terbagun dari tidurnya, maka aku akan
segera berpakaian serapi dan semenarik mungkin. Karena aku tahu, seorang
suami pasti sangat senang melihat istrinya yang berpakaian rapi dan hal
itu akan membuatnya betah di rumah. Kuhidangkan makanan di atas meja
makan dan kutunggu ia hingga selesai makan. Setelah dia selesai makan,
maka aku akan bertanya, apakah ada pelayananku yang tak berkenan
dihatinya. Maka aku akan menyerahkan rotan tersebut padanya untuk
memukulku.”</span></div>
<div style="color: black; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">“Lalu,
apakah suamimu sering memukulmu?” tanya Fathimah. “Tidak, tidak pernah,
yang selalu terjadi adalah dia menarik tubuhku dan memelukku penuh
kasih sayang.” Mendengar semua penjelasan tersebut, Fathimah
terperangah. Sungguh, tak berlebihan kiranya, jika Rasulullah
menyuruhnya mendatangi rumah Muthi’ah. Pesona akhlaqnya sungguh luar
biasa.</span></div>
<div style="color: black; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: left;">
<span style="font-size: x-small;">Pesona
yang tak mungkin dimiliki seorang perempuan yang berorientasi
materialistik yang memandang segala sesuatu hanya pada kebendaan dan
kasat mata saja. Sebab, cinta dan ketulusan Muthi’ah tentu tak terukur
pada sebilah rotan yang digunakan untuk memukul saja. Kasih sayangnya
tentu tak akan membuatnya rendah karena setia mengelap keringat di tubuh
suaminya.</span></div>
<div style="color: black; font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Inilah
pesona yang hanya mampu dipahami oleh seorang muslimah sejati yang
mengukur segala tindakan dengan skala iman. Yang mampu melihat dengan
mata hati bahwa ketaatan akan menghadiahkan kebahagiaan. Bahwa
ketundukan pada perintah Allah dan Rasul-Nya, bukan hanya menuntun pada
kebenaran. Namun, juga pada pembuktian bahwa setiap perempuan yang
beriman dan berakhlak mulia juga akan mendapatkan seorang suami yang
beriman dan penuh cinta. [‘Aliya/muslimklik.com]</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-698725200903275532013-09-24T08:51:00.000-07:002013-09-24T08:51:00.654-07:00Mengenal Sosok Remaja Muslimah Seorang gadis remaja, bagi kafilah-kafilah gurun padang pasir bagaikan
‘seekor rusa kecil’. Sedangkan bagi bangsa Jepang, ia laksana ‘sekuntum
bunga sakura yang sedang merekah’. Wow…, indah bukan?????<br />
Keindahan bola mata dan bibirnya seindah pancaran keindahan batu permata
dan batu safir. Kata-katanya mampu menghembuskan kesejukan pagi hari di
musim semi. Senyumnya bagaikan kemegahan sinaran matahari. Dan jalannya
pun laksana barisan bidadari.<br />
Gadis remaja, seperti ia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang
terindah di dunia ini. Dialah penjelmaan kecantikan bunga-bunga yang
bermekaran di atas muka bumi.<br />
Tidak seorang pun pernah berkata sejujur seperti ia berbisik di telinga kekasihnya bahwa kekasihnya itu begitu luar biasa.<br />
Gadis remaja adalah secercah kesan, sepercik keilahian yang diberikan
Tuhan kepada kita sebagai gambaran hal-hal yang akan datang. Dia tak
begitu berdaya dan rapuh, belum menjelma menjadi wanita perkasa
(bijaksana).<span id="more-599"></span><br />
Tuhan banyak memberikan anugerah kepadanya, dan banyak pula yang
mengharapkan dan mengimpikan kebaikan mengalir dari dirinya. Tak ada
makhluk lain yang diinginkan seperti menginginkan dirinya. Dia kan
menjadi pasangan hidup bagi laki-laki dan ibu dari anak-anaknya.<br />
Nah, begitulah gambaran tentang sosok kamu para remaja muslimah. Bangga
bukan? Menjadi seorang perempuan? So, biar kamu-kamu semua bisa menjadi
sosok muslimah cantik lahir batin, maka kamu kudu banyak tahu mengenal
sosok dirimu dan apa yang kudu kamu lakuin dalam mengisi masa remajamu.<br />
Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri. Seringkali di usia
remaja ini kamu bingung untuk memilih arah tujuan. Akhirnya kamu pun
senang sekali mencari berbagai bentuk perhatian dari banyak orang dengan
perilaku yang nyeleneh, aneh, dan senang jika diliatin serta dikenal
banyak orang. Suka dipuji dan berambisi menjadi yang terkeren dan
terbeken.<br />
Hal seperti ini masih dalam tahap wajar, namun jika tidak diimbangi oleh
kepribadian serta keimanan yang kuat, seringkali kamu menjadi terpedaya
hingga lupa diri karena nafsu yang mendominasi perilakumu.<br />
Usia remaja seperti kamu sudah tidak bisa dikatakan anak-anak lagi, tapi
juga belum pantas disebut dewasa, yakh… masih Manusia ½ Dewa…sa.<br />
Masa remaja adalah masa yang paling menyenangkan. Para remaja seusia
kamu tidak perlu dipusingkan dengan permasalahan hidup. Nggak repot
ngurusin keamanan Negara, politik, ekonomi, dan tetek bengek lainnya.
Kebebasan adalah hal yang kamu inginkan.<br />
Begitukah???<br />
Kebebasan apa yang umumnya kamu tuntut dari para orang dewasa dan lingkungan sekitarmu?<br />
•Kebebasan berkarya<br />
•Kebebasan mengungkapkan pendapat atau kehendak<br />
•Kebebasan mengekspresikan kemampuan dan bakat<br />
•Kebebasan melakukan ini-itu tanpa memandang efek positif dan negative (yang penting happy).<br />
Sah-sah saja mengimpikan kebebasan. Tapi bebas dan bertanggung-jawab
serta bermoral adalah syarat yang kudu kamu penuhi sebelumnya. Begitulah
aturan mainnya. Karena kita adalah manusia yang memiliki aturan main,
yakni tanggung-jawab dan moralitas.<br />
Seringkali aturan main ini tidak diterima oleh remaja seumuran kamu,
alias nggak ada dalam ‘kamus ABG’ masa kini yang mengharapkan kebebasan
tanpa ikatan dan aturan, apalagi moralitas dan tanggung-jawab. Di
sinilah awalnya penyelewengan dalam memaknai kalimat ‘bebas’.<br />
Di era sekarang ini remaja muslimah menjadi incaran utama yang paling
empuk oleh raksasa bisnis, seperti media dan produk. Oleh karena itu,
hendaklah kamu selalu menanamkan sikap waspada dan menanamkan keimanan
yang kokoh. Karena hal-hal seperti itu lebih banyak memberikan
kesempatan untuk berbuat kemungkaran dan menjauhkan diri dari mengingat
Tuhan.<br />
Namun, di sisi lain, kita acungkan jempol bagi remaja yang aktif dalam
kegiatan Masjid, menghadiri majelis ta’lim, dan rutinitas kerohanian
lainnya.<br />
Remaja muslimah adalah generasi penerus, pendidik masa depan. Oleh
karena itu jagalah fisik dan rohanimu, pikiran dan akhlakmu sebaik
mungkin. Kamu bisa menjadi remaja muslimah yang lincah, kreatif,
produktif, dan dapat memberikan kontribusi positif bagi keluarga,
sahabat, dan orang-orang di sekelilingmu, bahkan bagi agama dan
negaramu.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-46818248388177122282013-09-19T08:49:00.000-07:002013-09-19T08:49:00.145-07:00Khodijah rodiyallohu ‘anha, Sosok Muslimah yang Dicintai Alloh subhanahu wata’alaKhodijah rodiyallohu ‘anha adalah sosok muslimah yang dicintai alloh subhanahu wata’ala sebagaimana diriwayatkan, bahwasnnya ketika ia sedang sekarat, maka Malaikat Jibril datang dari langit seraya berkata, “Wahai Muhammad, Alloh mengucapkan salam kepada Khodijah.” Dan Dia berkata kepadamu, wahai Muhammad beri kabar gembira kepada Khodijah dengan istana dari mutiara di durga, di sana tiada kegaduhan dan keletihan.”<br /><br />Perhatikanlah cinta itu! Ia sebentar lagi akan mati, ia akan melihat semua itu di surga, lalu mengapa Malaikat Jibril dari langit menyampaikan berita itu??<br /><br />Agar kita semua tahu bahwa ketika Alloh mencintai seorang hamba, maka Dia akan memuliakan hamba itu. Sesungguhnya kabar itu untuk kita, sehingga kita mengetahui kedudukan Khodijah dan kedudukan orang-orang yang mencintai Alloh.<br /><br />Ketika Alloh mencintai seorang hamba, Dia akan mencintainya dengan cinta yang sangat. Maka siapakah yang berusaha mencapai kedudukan yang mulia ini? Yaitu kedudukan orang-orang yang dicintai Allloh subhanahu wata’ala. Sungguh tidak ada kecintaan yang lebih agung dari meraih kecintaan di sisi Alloh…<br /><br />Dalam hadits Qudsi, Rasululloh shalallohu ‘alaihi wasallam bersabda:<br /><br />عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ : مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلاَ يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَلَئِنْ سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيْذَنَّهُ<br /><br />Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu berkata : Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhya Allah ta’ala berfirman : Siapa yang memusuhi wali-Ku maka Aku telah mengumumkan perang dengannya. Tidak ada taqarrub (pendekatan diri) seorang hamba kepada-Ku yang lebih Aku cintai kecuali dengan beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hamba-Ku yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara sunnah) maka Aku akan mencintainya dan jika Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku niscaya akan Aku berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi.” (HR. al-Bukhori)Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-42440514431478203302013-09-16T08:48:00.001-07:002013-09-16T08:48:25.487-07:00Islam Mendidik Para Wanita Agar Menjadi Sosok Muslimah yang Kuat dan TangguhDi dalam shirah Ibnu Hisyam terdapat sebuah kisah dari Ummu Sa’d bin Rabi’, ia bercerita bahwa; ‘Suatu hari aku menemui Ummu ‘Imarah, lalu aku bertanya kepadanya, “Bibi, ceritakan kepadaku tentang kabarmu pada waktu Perang Uhud.” Lalu ia berkata, “Pada suatu pagi, dengan membawa bejana tempat air minum, aku keluar sambil memandangi apa yang sedang dilakukan oleh orang-orang. Lalu sampailah aku ke hadapan Rasulullah saw yang waktu itu sedang berada di tengah-tengah para shahabat. Ketika itu kemenangan berada di pihak kaum Muslimin. Kemudian ketika kaum Muslimin mengalami kekalahan, aku berlari menuju Rasulullah saw dan langsung turun ke medan pertempuran ikut melindungi Rasulullah saw dengan menggunakan pedang dan panah, sehinggaaku sempat terluka.”<br /><br />Ummu Sa’d berkata, “Memang benar, di pundaknya aku melihat ada bekas luka yang berlubang.” Lalu aku bertanya kepadanya, “Lalu siapa yang berhasil melukaimu ?” Ia menjawab, “Qam’ah, Semoga Allah menghinakannya. Ketika orang-orang berlarian meninggalkan Rasulullah saw ia datang sambil berkata, “Tunjukkan kepadaku, di mana Muhammad, karena jika Muhammad selamat, maka celakalah aku.” Lalu aku , Mush’ab bin Umair dan beberapa orang yang tetap bertahan bersama Rasulullah saw mencoba untuk menghadangnya, lalu ia berhasil memukulku, namun aku juga berhasil memukulnya beberapa kali, akan tetapi sayang waktu itu ia mengenakan dua tameng.”<br /><br />Contoh kisah di atas memberikan bukti kepada kita bagaimana Islam mampu mendidik dan menciptakan sosok para wanita yang kuat dan tangguh. Tidak hanya sampai di sini saja, bahkan sebagian shahabat mengajarkan kepada anak-anak perempuan tentang tata cara memotong hewan.<br /><br />Abu Musa al-Asy’ari meriwayatkan bahwa dia memerintahkan anak-anak perempuannya untuk memotong hewan kurban mereka sendiri dengan cara menginjak sisi tubuh hewan yang hendak disembelih, dan membaca takbir serta membaca basmalah ketika menyembelih. (HR Razin dan riwayat ini dikomentari oleh Imam Bukhari)<br /><br />Ibnu Hisyam meriwayatkan dari Ibnu Ishaq, ia berkata, “Pada suatu kejadian, Shafiyah binti Abdul Muthalib sedang berada di tempat persembunyian bersama Hasan bin Tsabit yang waktu itu sedang sakit. Shafiyah bercerita, “Lalu ada salah seorang Yahudi lewat mengelilingi tempat di manakami bersembunyi.Padahal waktu itu Bani Quraidhah sedang memerangi kaum Muslimin dan merusak perjanjian damai yang ditanda tangani antara mereka dan Rasulullah saw.<br /><br />Waktu itu tidak ada seorang pun yang dapat membantu melindungi kami, karena waktu itu Rasulullah saw dan jumlah kaum Muslimin yang terlalu sedikit tidak memungkinkan untuk datang kepada kami. Lalu aku berkata kepada Hasan bin Tsabit, “Wahai Hasan, kamu lihat orang Yahudi tersebut selalu mengelilingi tempat persembunyian kita, dan aku takut jika ia mengetahui keberadaan kita dan memberitahukannya kepada teman-temannya yang lain, padahal sekarang Rasulullah saw bersama kaum Muslimin sedang sibuk, oleh karena itu, melompatlah dan bunuh orang Yahudi tersebut.” Namun karena waktu itu ia sedang sakit, Hasan bin Tsabit meminta maaf tidak dapat melakukan hal tersebut. Shafiyah berkata, “Ketika ia minta maaf tidak dapat melakukan hal tersebut, maka aku langsung mengencangkan pakaianku, kemudian aku mengambil sebuah tongkat, lalu aku turun dari tempat persembunyianku dan langsung memukul orang Yahudi tersebut hingga tewas.”<br /><br />Kisah di atas, walaupun sanadnya lemah, namun tidak ada salahnya jika disebutkan di sini sebagai dalil yang menguatkan pembahasan ini.<br /><br />Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw mendidik Fathimah agar terbiasa dengan hal-hal yang berbau kekerasan, yaitu dengan cara menyuruhnya membersihkan pedang Rasulullah saw yang berlumuran darah musuh.<br /><br />Ibnu Abbas r.a meriwayatkan dan berkata, “Ketika Rasulullah saw kembali dari medan perang, beliau memberikan pedangnya kepada putrinya, Fathimah r.a sambil berkata, “Putriku, bersihkanlah bekas darah yang menempel di pedangku ini.” Lalu Ali bin Abi Thalib juga menyerahkan pedangnya kepada istrinya, Fathimah, seraya berkata, “Fathimah, tolong bersihkan juga pedangku ini, sungguh pada hari ini aku maju ke medan perang dengan penuh keberanian dan semangat yang membara.” Lalu Rasulullah saw bersabda, “Jika hari ini kamu maju ke medan perang dengan penuh semangat yang membara, maka hal yang sama juga dilakukan oleh Sahl bin Hunaif dan Samak bin Kharsyah Abnu Dajanah.” (HR al-Hakim)<br /><br />Dan masih banyak lagi kisah-kisah serupa yang mengetengahkan kepahlawanan dan keberanian para wanita muslimah. Mereka ikut pergi berjihad untuk mengobati tentara Islam yang terluka, memberi pasokan minum dan bahkan ikut terjun langsung ke tengah-tengah medan pertempuran, tanpa sedikit pun takut akan kilauan pedang, tombak dan panah yangberseliweran,tidak gentar melihat kondisi para tentara yang terbunuh.<br /><br />Kisah-kisah kepahlawanan dan ketegaran para wanita muslimah seperti ini cukup kiranya menjadi bahan pelajaran bagi generasi –generasi selanjutnya, semisal Ummu Sulaim yang dengan tabah dan tegar memandikan putranya,Umair, mengkafani dan meletakkannya di samping rumah. Sampai saatnya sang suami, Abu Thalhah datang, ia pun tetap tabah dan bersabar mengharap dari semua cobaan tersebut pahala dari-Nya. Bahkan, ia memang sebelumnya sudah bersiap-siap menerima semua cobaan tersebut. Kemudian setelah sang suami menyelesaikan pekerjaannya dan suasana pun benar-benar tenang, maka Ummu Sulaim dengan cara yang baik, halus dan bijaksana mengabarkan kepada sang suami, bahwa Dzat Yang menitipkan amanah kepada mereka berdua telah mengambil kembali amanah tersebut. Mendengar penjelasan sang istri, Abu Thalhah sadar bahwa anaknya telah meninggal dunia. (HR Bukhari)<br /><br />Ini adalah buah yang dapat dipetik dari cara Islam mendidik para wanita muslimah agar menjadi sosok-sosok wanita yang kuat dan tangguh.Sosok wanita yang tidak bersedih atas syahidnya sang anak, bahkan mendorong dan memberikan semangat kepadanya untu meraih syahid, seperti yang dilakukan oleh Asma’ binti Abu Bakar terhadap putranya, Abdullah bin Zubair.<br /><br />Diriwayatkan bahwa suatu ketika Abdullah ibnuz-Zubair masuk menemui sang ibu, lalu berkata kepadanya, “Bagaimana keadaanmu ibu ?” Sang ibu menjawab, “Ibu sakit.”Abdullah berkata, “Kematian dapat membawa ibu keluar dari derita ini dan dapat beristirahat.” Sang ibu berkata, “Anakku, kamu mungkin senang jika aku mati, oleh karena itu kamu mengharapkannya. Anakku, jangan lakukan itu, demi Allah aku tidak ingin mati sebelum aku menyaksikan akhir dari perjuanganmu ini. Ada kalanya kamu mati terbunuh , maka ibu ikhlas dan mengharapkan pahala dari-Nya. Dan ada kalanya kamu mendapatkan kemenangan, mka hati ibu dapat ikut merasakan kebahagiaan. Anakku, ibu pesan, jangan pernah menerima tawaran yang tidak kamu setujui hanya karena takut mati. “ Pada riwayat lain, Abdullah berkata, “Ibu, aku takut jika mereka mencincang tubuhku.” Sang ibu berkata, “Apakah kambing yang telah disembelih merasa sakit ketika dikuliti ?”<br /><br />Sumber : Buku “Tarbiyyatul Banaat fil Islaam.” Penulis : Abdul Mun’im Ibrahim Penerbit : Maktabah Awlaad Syekh lit-Turaats. 1423 H/2002 M.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-34385082351511433792013-06-15T21:57:00.000-07:002012-12-31T22:37:07.489-08:00Kenapa Harus Wanita Shalihah?<strong>dakwatuna.com – </strong>Bismillah..<br />
<div class="wp-caption alignright" id="attachment_10300" style="width: 260px;">
<a href="http://www.dakwatuna.com/wp-content/uploads/akhwat-muslimah-2.jpg" rel="shadowbox[post-10297];player=img;" title="akhwat-muslimah-2"><img alt="" class="size-medium wp-image-10300" height="205" src="http://www.dakwatuna.com/wp-content/uploads/akhwat-muslimah-2-250x205.jpg" title="akhwat-muslimah-2" width="250" /></a><br />
<div class="wp-caption-text">
Ilustrasi (Danang Kawantoro)</div>
</div>
Terkadang orang heran dan bertanya, kenapa harus mereka?<br />
Yang bajunya panjang, tertutup rapat, dan malu-malu kalau berjalan..<br />
Aku menjawab.. Karena mereka, lebih rela bangun pagi menyiapkan sarapan buat sang suami dibanding tidur bersama mimpi yang kebanyakan dilakukan oleh perempuan lain saat ini..<br />
Ada juga yang bertanya, mengapa harus mereka?<br />
Yang sama laki-laki-pun tak mau menyentuh, yang kalau berbicara ditundukkan pandangannya.. Bagaimana mereka bisa berbaur…<br />
Aku menjawab.. Tahukah kalian.. bahwa hati mereka selalu terpaut kepada yang lemah, pada pengemis di jalanan, pada perempuan-perempuan renta yang tak lagi kuat menata hidup. Hidup mereka adalah sebuah totalitas untuk berkarya di hadapan-Nya.. Bersama dengan siapapun selama mendatangkan manfaat adalah kepribadian mereka.. Untuk itu, aku menjamin mereka kepadamu, bahwa kau takkan rugi memiliki mereka, kau takkan rugi dengan segala kesederhanaan, dan kau takkan rugi dengan semua kepolosan yang mereka miliki.. Hati yang bening dan jernih dari mereka telah membuat mereka menjadi seorang manusia sosial yang lebih utuh dari wanita di manapun..<br />
Sering juga kudengar.. Mengapa harus mereka?<br />
Yang tidak pernah mau punya cinta sebelum akad itu berlangsung, yang menghindar ketika sms-sms pengganggu dari para lelaki mulai berdatangan, yang selalu punya sejuta alasan untuk tidak berpacaran.. bagaimana mereka bisa romantis? bagaimana mereka punya pengalaman untuk menjaga cinta, apalagi jatuh cinta?<br />
Aku menjawab..<br />
Tahukah kamu.. bahwa cinta itu fitrah, karena ia fitrah maka kebeningannya harus selalu kita jaga. Fitrahnya cinta akan begitu mudah mengantarkan seseorang untuk memiliki kekuatan untuk berkorban, keberanian untuk melangkah, bahkan ketulusan untuk memberikan semua perhatian.<br />
Namun, ada satu hal yang membedakan antara mereka dan wanita-wanita lainnya.. Mereka memiliki cinta yang suci untuk-Nya.. Mereka mencintaimu karena-Nya, berkorban untukmu karena-Nya, memberikan segenap kasihnya padamu juga karena-Nya… Itulah yang membedakan mereka..<br />
Tak pernah sedetikpun mereka berpikir, bahwa mencintaimu karena fisikmu, mencintaimu karena kekayaanmu, mencintaimu karena keturunan keluargamu.. Cinta mereka murni.. bening.. suci.. hanya karena-Nya..<br />
Kebeningan inilah yang membuat mereka berbeda… Mereka menjadi anggun, seperti permata-permata surga yang kemilaunya akan memberikan cahaya bagi dunia. Ketulusan dan kemurnian cinta mereka akan membuatmu menjadi lelaki paling bahagia..<br />
Sering juga banyak yang bertanya.. mengapa harus mereka?<br />
Yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca Al-Qur’an dibanding ke salon, yang lebih sering menghabiskan harinya dari kajian ke kajian dibanding jalan-jalan ke mall, yang sebagian besar waktu tertunaikan untuk hajat orang banyak, untuk dakwah, untuk perubahan bagi lingkungannya, dibanding kumpul-kumpul bersama teman sebaya mereka sambil berdiskusi yang tak penting. Bagaimana mereka merawat diri mereka? bagaimana mereka bisa menjadi wanita modern?<br />
Aku menjawab..<br />
Tahukah kamu, bahwa dengan seringnya mereka membaca al Qur’an maka memudahkan hati mereka untuk jauh dari dunia.. Jiwa yang tak pernah terpaut dengan dunia akan menghabiskan harinya untuk memperdalam cintanya pada Allah.. Mereka akan menjadi orang-orang yang lapang jiwanya, meski materi tak mencukupi mereka, mereka menjadi orang yang paling rela menerima pemberian suami, apapun bentuknya, karena dunia bukanlah tujuannya. Mereka akan dengan mudah menyisihkan sebagian rezekinya untuk kepentingan orang banyak dibanding menghabiskannya untuk diri sendiri. Kesucian ini, hanya akan dimiliki oleh mereka yang terbiasa dengan al Qur’an, terbiasa dengan majelis-majelis ilmu, terbiasa dengan rumah-Nya.<br />
Jangan khawatir soal bagaimana mereka merawat dan menjaga diri… Mereka tahu bagaimana memperlakukan suami dan bagaimana bergaul di dalam sebuah keluarga kecil mereka. Mereka sadar dan memahami bahwa kecantikan fisik penghangat kebahagiaan, kebersihan jiwa dan nurani mereka selalu bersama dengan keinginan yang kuat untuk merawat diri mereka. Lalu apakah yang kau khawatirkan jika mereka telah memiliki semua kecantikan itu?<br />
Dan jangan takut mereka akan ketinggalan zaman. Tahukah kamu bahwa kesehariannya selalu bersama dengan ilmu pengetahuan.. Mereka tangguh menjadi seorang pembelajar, mereka tidak gampang menyerah jika harus terbentur dengan kondisi akademik. Mereka adalah orang-orang yang tahu dengan sikap profesional dan bagaimana menjadi orang-orang yang siap untuk sebuah perubahan. Perubahan bagi mereka adalah sebuah keniscayaan, untuk itu mereka telah siap dan akan selalu siap bertransformasi menjadi wanita-wanita hebat yang akan memberikan senyum bagi dunia.<br />
Dan sering sekali, orang tak puas.. dan terus bertanya.. mengapa harus mereka?<br />
Pada akhirnya, akupun menjawab…<br />
Keagungan, kebeningan, kesucian, dan semua keindahan tentang mereka, takkan mampu kau pahami sebelum kamu menjadi lelaki yang shalih seperti mereka..<br />
Yang pandangannya terjaga.. yang lisannya bijaksana.. yang siap berkeringat untuk mencari nafkah, yang kuat berdiri menjadi seorang imam bagi sang permata mulia, yang tak kenal lelah untuk bersama-sama mengenal-Nya, yang siap membimbing mereka, mengarahkan mereka, hingga meluruskan khilaf mereka…<br />
Kalian yang benar-benar hebat secara fisik, jiwa, dan iman-lah yang akan memiliki mereka. Mereka adalah bidadari-bidadari surga yang turun ke dunia, maka Allah takkan begitu mudah untuk memberikan kepadamu yang tak berarti di mata-Nya… Allah menjaga mereka untuk sosok-sosok hebat yang akan merubah dunia. Menyuruh mereka menunggu dan lebih bersabar agar bisa bersama dengan para syuhada sang penghuni surga… Menahan mereka untuk dipasangkan dengan mereka yang tidurnya adalah dakwah, yang waktunya adalah dakwah, yang kesehariannya tercurahkan untuk dakwah.. sebab mereka adalah wanita-wanita yang menisbahkan hidupnya untuk jalan perjuangan.<br />
Allah mempersiapkan mereka untuk menemani sang pejuang yang sesungguhnya, yang bukan hanya indah lisannya.. namun juga menggetarkan lakunya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang malamnya tak pernah lalai untuk dekat dengan-Nya.. yang siangnya dihabiskan dengan berjuang untuk memperpanjang nafas Islam di bumi-Nya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang cintanya pada Allah melebihi kecintaan mereka kepada dunia.. yang akan rela berkorban, dan meninggalkan dunia selagi Allah tujuannya.. Yang cintanya takkan pernah habis meski semua isi bumi tak lagi berdamai kepadanya.. Allah telah mempersiapkan mereka untuk lelaki-lelaki shalih penghulu surga…<br />
Seberat itukah?<br />
Ya… Takkan mudah.. sebab surga itu tidak bisa diraih dengan hanya bermalas-malasan tanpa ada perjuangan…<br />
Taipei, 02 Juni 2010<br />
<br />
Sumber: <a href="http://www.dakwatuna.com/2010/kenapa-harus-wanita-shalihah/">http://www.dakwatuna.com/2010/kenapa-harus-wanita-shalihah/ </a>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-25325867722577843762013-05-27T18:21:00.000-07:002012-12-31T22:36:10.768-08:00WANITA MEMANG SALAH<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
Apabila wanita (ibu) sudah suka keluar rumah, bahkan itu dianggap sebagai kewajiban maka tak heran jika timbul berbagai dampak yang mengerikan.</div>
<ol>
<li class="MsoNormal">Timbulnya pengangguran bagi kaum laki-laki. Sebab lapangan pekerjaan telah dibanjiri oleh kebanyakan kaum wanita.</li>
<li class="MsoNormal">pecahnya keharmonisan rumah tangga. Sebab sang ibu lalai dengan tugas-tugas utamanya dalam rumah seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah, melayani suami dan anggota keluarga. Akibatnya rumah berantakan tak terurus.</li>
<li class="MsoNormal">Keadaan perkembangan anak jadi kurang terkontrol. Lantaran ayah dan ibu sibuk bekerja di luar rumah. Dari celah inilah, akhirnya muncul dengan subur kenakalan anak-anak dan remaja.</li>
<li class="MsoNormal">Terjadinya percekcokan dan perseteruan antara suami-istri, karena ketika suami menuntut pelayanan dari sang istri dengan sebaik-baiknya, si istri merasa capek dan lelah, lantaran seharian kerja di luar rumah.</li>
<li class="MsoNormal">Terjadinya perselingkuhan, karena suburnya budaya ikhtilath dan tabarruj. Perselingkuhan bisa juga disebabkan dari sisi dalam rumah, jika ketika suami ada di rumah dan istri sering tidak ada di rumah, tak jarang terjadi perselingkuhan antara pembantu dengan tuannya.</li>
<li class="MsoNormal">Jika wanita itu masih gadis, maka ia akan menjadi gadis yang liar dan doyan kelayapan. Menjadi santapan para laki-laki jalanan. Suka bersuara keras di jalan dengan berteriak dan suka tertawa terkekeh-kekeh untuk mencari perhatian laki-laki. Sehingga jauhlah dia dari nilai wanita dan anak yang sholehah.</li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-52788001307396453522013-05-04T20:02:00.000-07:002013-05-04T20:02:00.128-07:00RESEP MENJADI ISTRI IDAMAN<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">❥ Suami pergi & pulang kerja jangan lupa salam tangannya ..</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">doakan suami moga selamat dan senatiasa mencari rezeki yg halal untuk keluarga..</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">❥ Bersikap manja dengan suami tapi jangan sampai mengada-ngada .... (lelaki paling tidak suka dgn sikap mengada-ngada tapi akan lemah jika isteri bermanja-manja)</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">❥ Sentiasa perhatian bila suami berbicara ,pandang matanya dan</span><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #333333; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">bagi senyuman termanis anda biarpun tanpa gula...<br /><br />❥ Senatiasa menghargai apa pun, sekecil apa pun bantuan yang suami lakukan di rumah.. ringankan mulut untuk ucapkan -terima kasih ..<br /><br />❥Jaga keharmonian rumah tangga , senatiasa utamakan kepentingan suami & anak2 sebelum keperluan diri..</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-62332363190923634352013-05-02T19:43:00.002-07:002013-05-02T19:43:09.662-07:00CIRI WANITA BAIK DAN SHOLEHAH<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Tidak banyak syarat yang diharuskan oleh</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Islam kepada seorang wanita</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">untuk mendapatkan gelar Sholehah.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Ia hanya perlu memenuhi dua syarat saja</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">yaitu :</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">1. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #333333; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">2. Taat kepada suami.<br /><br />Adapun rincian dari dua syarat diatas adalah<br />sebagai berikut :<br />1. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya meliputi :<br />- Mencintai Allah SWT dan Rasulullah SAW<br />melebihi dari mencintai lainnya.<br />- Wajib menutup aurat<br />- Tidak berhias dan berperangai seperti<br />wanita jahiliyah<br />- Tidak bermusafir atau bersama dengan<br />lelaki dewasa kecuali ada mahram<br />bersamanya.<br />- Sering membantu lelaki dalam perkara<br />kebenaran, kebajikan dan urusan takwa<br />- Berbuat baik kepada ibu dan bapak<br />- Sentiasa bershadakah baik dalam keadaan<br />susah ataupun senang<br />- Tidak berkhalwat (berduaan) dengan lelaki<br />dewasa<br />- Bersikap baik terhadap tetangga<br /><br />2. Taat kepada suami meliputi :<br />- Memelihara kewajiban terhadap suami<br />- Sentiasa menyenangkan suami<br />- Menjaga kehormatan diri dan harta<br />suaminya selama suami tiada di rumah.<br />- Tidak cemberut dihadapan suami.<br />- Tidak menolak ajakan suami untuk tidur<br />- Tidak keluar tanpa izin suami.<br />- Tidak meninggikan suara melebihi suara<br />suami<br />- Tidak membantah suaminya dalam<br />kebenaran<br />- Tidak menerima tamu yang dibenci<br />suaminya.<br />- Sentiasa memelihara diri, kebersihan fisik<br />dan kecantikannya serta kebersihan rumah<br />tangga.</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-20055587727926919002013-04-27T16:41:00.000-07:002012-12-31T22:34:44.009-08:00Menjadi Wanita Sholehah Idaman Para Pria<ol>
<li>keshahihan aqidahnya.layaknya permata, ia akan berharga tinggi karena tinggi nilai kilauanya.wanita yang mempunyai aqidah yang benar mengimani rububiyahnya, bahwa dia adalah pencipta dan pemberi rizki di seluruh alam ini.</li>
<li>pemahan dan pengalaman atas hukum syari'at.yaitu, dengan keimanan yang tersimpan di sanubari, tentu menuntut sebuah pembuktian. karena iman hakikatnya adalah pengucapan dengan lidah, dan mengamalkan dengan anggota badan yaitu ucapan rasa syukur kita terhadapnya di setiap lafaz dalam lisan kita di mana jua.</li>
<li>dari keturunan yang baik dan berada. manusia tidak dapat memilih dari rahim siapa ianya di lahirkan, karena itu mutlak qadha dan qadar allah.namun dengan dari keluarga yang baik mempunyai tingkat kemungkinan boleh menurunkan pribadi yang baik.akan tetapi tidak jarang dari keturunan orang baik muncul keturunan jahat seperti nabi nuh memiliki anak yang tidak baik dan durhaka.</li>
<li>wanita yang masih gadis kenapa?di karenakan wanita gadis ini masih memiliki sifat-siat alami seorang wanita.</li>
<li>sehat jasmani(subur)dan penyayang.karena ianya akan menemani perjuang di bahtera rumah tangga dan dengan sifat penyayangnya ia akan memberi keselesaian yang damai dan tentram.</li>
<li>beraklaq mulia.</li>
<li>menyejukan pandangan bagi kaum dam khususnya suaminya.</li>
<li>realistis dalam menuntut hak dan melaksanakan kewajibannya</li>
<li>dewasa dan bijaksana.</li>
<li>menolong suami dan mendorong keluarga dalam ketaqwaan.</li>
<li>mengerti kelebihan dan kekurangan suami.</li>
<li>pandai bersyukur kepada suaminya yaitu dengan mengucap terimakasih. </li>
</ol>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-15164438107071966412013-04-23T14:39:00.003-07:002013-04-23T14:39:26.232-07:00Kriteria Istri Sholehah<br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">Sahabatku, Inilah diantara kriteria istri sholehah</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;" /><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #333333; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;"><br />1. Sangat damai hidup bersamanya karena ketaatannya kepada Allah (QS 4:34)<br /><br />2. Kalau ditatap selalu menyenangkan<br /><br />3. Tidak membantah jika diperintah suaminya dalam kebaikan dan Syariat Allah<br /><br />4. Pandai menjaga kehormatan dan harta suaminya. Rasulullah bersabda, "Sebaik-baik istri sholehah adalah jika ditatap menyenangkan, bila diperintah taat, dan jika suaminya pergi pandai menjaga kehormatan dan harta suaminya" (HR Abu Daud)<br /><br />5. Mulia sekali karena terjaga kehormatan dan tertutup auratnya (QS 33:59)<br /><br />6. Bukan hanya sabar bahkan rela berkorban untuk suaminya<br /><br />7. "Gholimah" pandai merawat tubuhnya dan sangat aktif melayani suaminya<br /><br />8. Bersyukur atas nikmat Allah dengan terus membangkitkan semangat suami dan tidak menuntut diluar batas kemampuan suaminya<br /><br />9. Menyayangi dan menghormati keluarga suaminya<br /><br />10. Tidak keluar rumah tanpa seizin suaminya<br /><br />11. Menyertakan suaminya dalam doanya, terutama dipenghujung malam<br /><br />12. Penuh perhatian saat suami bicara disertai tatapan cinta<br /><br />13. Hadiah kecil tetapi sangat membahagiakan suami, tatkala istri menciumnya disertai bisikan, "Adek bangga menjadi istrimu, kak"</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-18097208831453086552013-04-11T10:18:00.014-07:002013-04-11T10:18:00.151-07:00Perjalanan Istri Solehah Yang Mengharukan Wajib Anda Ketahui<span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Cerita ini adalah kisah nyata, dimana perjalanan seorang istri solehah ditulis dalam sebuah laptop miliknya. Disarankan sebelum membaca cerpen ini siapkan tissue karena sangat mengharukan dan bisa membuat kita menangis. Semoga menjadi pelajaran untuk kita semua. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">*** </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Cinta itu butuh kesabaran… </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita??? </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Hari itu.. aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku menjadi perempuan yang paling bahagia….. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Pernikahan kami sederhana namun meriah….. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Ketika kami berpacaran dia sudah sukses dalam karirnya. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Kami akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Dan setelah menikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci…. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku sangat bahagia dengannya, dan dianya juga sangat memanjakan aku… sangat terlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Dan aku bahagia menikah dengannya. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><a href="" name="more" style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;"></a><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">*** </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasa waktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua saja karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil (bayi) di tengah keharmonisan rumah tangga kami. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk mendapatkan penerus generasi baginya. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Alhamdulillah saat itu suamiku mendukungku… </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan-NYA. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu & adiknya tidak menyukaiku. Aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, namun aku selalu berusaha menutupi hal itu dari suamiku… </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Didepan suami ku mereka berlaku sangat baik padaku, tapi dibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka… </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Pernah suatu ketika satu tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur. Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi seorang janda itu. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Ia dirawat dirumah sakit pada saat dia belum sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku selalu menemaninya siang & malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al – Qur’an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan dari tempat aku melakukan aktivitas sosial ku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Namun saat ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat di dalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya dan teman-teman suamiku, dan disaat itu juga.. aku melihat ada seorang wanita yang sangat akrab mengobrol dengan ibu mertuaku. Mereka tertawa menghibur suamiku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di hadapannya. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mengatakan, “Assalammu’alaikum” dan mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku. Suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya erat. Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata “Assalammu’alaikum”, ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih namun penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Lalu.. Ibu nya berbicara denganku … </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">“Fis, kenalkan ini Desi teman Fikri”. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara di dalam ruangan tersebut,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku sibuk membersihkan & mengobati luka-luka di kepala suamiku, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dian mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Kemudian aku pun menemaninya. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata, ”lebih baik kau pulang saja, ada </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. ” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat dan karena psikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku. Tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama. Nantinya dia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak berpamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya salah ataupun tidak, suamiku tetap saja membenarkannya. Akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">*** </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Pagi itu, pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru aja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku bertanya, ”Ada apa kamu memanggilku?” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Ia berkata, ”Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku menjawab, ”Ia sayang.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barang kamu di travel bag dan kamu sudah memeegang tiket bukan?” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">“Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang dengan mama ku”, jawabnya tegas. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">“Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana?“, tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahukan rencana kepulanggannya itu, padahal aku telah bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">”Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti”, jawabnya tegas. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">”Sekarang aku ingin seharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan?”, lanjut nya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi karena keluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karena suamiku sangat sayang padaku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Kemudian aku memutuskan agar ia saja yg pergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh keluarganya harus komplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akan diperdulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadir justru membuat mereka sangat senang dan aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluan yang akan dibawanya ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini bergumam tak merelakan dia pergi seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku tidak pernah ditinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama-sama kemana pun ia pergi. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian dan tidak memiliki teman, karena biasanya hanya pembantu sajalah teman mengobrolku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Hati ini sedih akan di tinggal pergi olehnya. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Sampai keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelponku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">*** </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Berjauhan dengan suamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadinya aku tak terlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuh sakit. Rahimku terasa sakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan aku menahan rasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami pendarahan. Aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Mertuaku akan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu berharap akan punya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan kemudian aku hanya bisa memeluk adikku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku kangen pada suamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya, “kapankah ia segera pulang?” aku tak tahu.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jika menelponku. Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Lebih baik aku tutupi dulu tetang hal ini dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita padanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung… </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-foto kami, ponselku berbunyi menandakan ada sms yang masuk. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Kubuka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Ia menulis, “aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi, aku akan kabarin lagi”. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan nantinya aku juga akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dan ia pun mengucap salam. Sebelum masuk, aku pegang tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Setelah itu akupun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksinya.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Masya Allah.. ia tidak mencium keningku, ia hanya diam dan langsung naik keruangan atas, kemudian mandi dan tidur tanpa bertanya kabarku.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku hanya berpikir, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Biasa nya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas, aku tak tega membangunkannya. Aku hanya mengeelus wajahnya dan aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">*** </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya dari balkon kamar kami yang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku memanggilnya tapi ia tak mendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku berlari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku merasa ada yang aneh dengan suamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa ia bersikap tidak biasa terhadapku? </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuakudan kebetulan Dian yang mengangkat telponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang sedang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab, “Loe pikir aja sendiri!!!”. Telpon pun langsung terputus. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Ada apa ini? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia kembali dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan aku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Kami hanya berbicara seperlunya saja, aku selalu diintrogasinya. Selalu bertanya aku dari mana dan mengapa pulang terlambat dan ia bertanya dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu pedoman yang aku pegang. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku hanya berdo’a semoga suamiku sadar akan prilakunya. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">*** </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Dua tahun berlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja berkenalan. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiakan segala yang ia perlukan. Penyakitkupun masih aku simpan dengan baik dan sekalipun ia tak pernah bertanya perihal obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Bersyukurlah.. aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji, jadi aku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Sungguh.. suami yang dulu aku puja dan aku banggakan, sekarang telah menjadi orang asing bagiku, setiap aku bertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikir sendiri. Tiba-tiba saja malam itu setelah makan malam usai, suamiku memanggilku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">“Ya, ada apa Yah!” sahutku dengan memanggil nama kesayangannya “Ayah”. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">“Lusa kita siap-siap ke Sabang ya.” Jawabnya tegas. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">“Ada apa? Mengapa?”, sahutku penuh dengan keheranan. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Astaghfirullah.. suami ku yang dulu lembut tiba-tiba saja menjadi kasar, dia membentakku. Sehingga tak ada lagi kelanjutan diskusi antara kami. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Dia mengatakan ”Kau ikut saja jangan banyak tanya!!” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku kini tak ku kenal lagi. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Dua tahun pacaran, lima tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buatku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami, sekarang menjadi dingin.. sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak berteriak, tapi aku tak bisa. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan sikap ketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">*** </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada acara apa ini.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun langsung keluar bergabung dengan keluarga besarnya. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua yang telah ada sebelum suamiku lahir tiba-tiba Tante Lia, tante yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegera berkumpul diruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengah rumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Kemudian aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya padanya. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya, membuka pembicaraan. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">“Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha”. Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">”Ada apa ya Nek?” sahutku dengan penuh tanya.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Nenek pun menjawab, “Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna sebab selama ini kau selalu keguguran!!“. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku menangis.. untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukah dipisahkan dengan suamiku? </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">“Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. sebelum kau menikah dengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur,dan akhirnya menikahlah ia dengan kau.” Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">“Dan aku dengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya”, neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Sedangkan suamiku hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian itu. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannya dengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, “kau maunya gimana? kau dimadu atau diceraikan?“ </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">MasyaAllah.. kuatkan hati ini.. aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remuk mendengarnya, hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">kayu, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">“Fish, jawab!.” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku langsung memegang tangan suamiku. Dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">”Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami.” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. Dan pada saat itu juga suamiku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku lalu bertanya kepada suamiku, “Ayah siapakah yang akan menjadi sahabatku dirumah kita nanti, yah?” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Suamiku menjawab, ”Dia Desi!” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, ”Kapan pernikahannya berlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?.” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Ayah mertuaku menjawab, “Pernikahannya 2 minggu lagi.” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">”Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok”, setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Tak tahan lagi.. air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar dan aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit. Diiringi akutnya penyakitku.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini? </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku berjalan menuju ke meja rias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambil bertanya-tanya, “sudah tidak cantikkah aku ini?“ </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok. Kulihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku yang datang, ia berdiri dibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera memandangnya dari cermin meja rias itu. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, “terima kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan?.” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Dalam hatiku bertanya, “mengapa ia sangat cuek?” dan ia sudah tak memanjakanku lagi. Lalu dia berkata, “sudah malam, kita istirahat yuk!“ </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">“Aku sholat isya dulu baru aku tidur”, jawabku tenang. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku tak tahu kalau Desi orang Sabang juga. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa sayang dan cintanya itu. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">*** </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang sedang tidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam itu kepadaku. Aku </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">save di mydocument yang bertitle “Aku Mencintaimu Suamiku.” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar. Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">“Apakah kamu sudah siap?” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata : </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">“Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalam rumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun-ubunnya sebagaimana yang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelah itu..”, perkataanku terhenti karena tak sanggup aku meneruskan pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Tiba-tiba suamiku menjawab “Lalu apa Bunda?” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar-binar… </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">“Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?”, pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Dia mengangguk dan berkata, ”Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda?”, sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sedikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Dia tersenyum sambil berkata, ”Kita liat saja nanti ya!”. Dia memelukku dan berkata, “bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama”. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata, “Ayah, apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah? Aku kangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasih sayang Ayah? Aku kangen dengan manjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus Ayah tau, bahwa aku tidak pernah berzinah! Dulu.. waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernah berzina Ayah.” Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata, ”Aku minta maaf Ayah, telah membuatmu susah”. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Saat itu juga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan ia bertanya, ”bunda baik-baik saja kan?” tanyanya dengan penuh khawatir. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku pun menjawab, “bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang“. Karena dia akan menikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">*** </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Setelah tiba dimasjid, ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang suamiku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu, membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakan, “Ayah jangan!!”, tapi aku ingat akan kondisiku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Jantung ini berdebar kencang saat mendengar ijab-qabul tersebut. Begitu ijab-qabul selesai, aku menarik napas panjang. Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya… aku kuat. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding dipelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu.. hatiku menangis. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Tak mencuci kakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini? </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti aku dahulu, yang di musuhi. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam sana. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, lalu aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. Masya Allah.. suamiku tak tidur dengan wanita itu, ia ternyata tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.</span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">“Kamu datang ke sini, aku pun tahu”, ia berkata seperti itu. Aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail ia berkata, “maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adik-adikku” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah.. apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Suamiku berbisik, “Bunda kok kurus?” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku pun berkata, “Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi?” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">”Aku kangen sama kamu Bunda, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah sering terluka oleh sikapku yang egois.” Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Lalu suamiku berkata, ”Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan bunda.. Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti mengejar harta ayah dan satu lagi.. ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya kalau bunda gak mau berbuat “seperti itu”dan tulisan seperti itu diberi tanda kutip (“seperti itu”). Ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalau bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan di dirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku hanya menjawab, “Aku sudah ceritakan itu kan Yah. Aku tidak pernah berzinah dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu.“ </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian dikamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">*** </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Keesokan harinya… </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku pun dilarikan ke rumah sakit.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Dari kejauhan aku mendengar suara zikir suamiku.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku merasakan tanganku basah.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, ”Bunda, Ayah minta maaf…” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku? </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku berkata dengan suara yang lirih, ”Yah, bunda ingin pulang.. bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah..” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">“Ayah jangan berubah lagi ya! Janji ya, Yah… !!! Bunda sayang banget sama Ayah.” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku. Kulihat wajahnya yang tampan, berlinang air mata. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Sebelum mata ini tertutup, kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Untuk Ibu mertuaku : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Ma.. dari dulu aku selalu berdo’a agar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya buktinya Ma? Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma? Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku. Dengan Desi kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikap sebaliknya.” </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">*** </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan istriku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">===================================================== </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Ayah, mengapa keluargamu sangat membenciku? </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku dihina oleh mereka ayah. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu? </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Pernah suatu ketika aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Ayah.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah? </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku diusir dari rumah sakit. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku tak boleh merawat suamiku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku sangat marah.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">ibunya.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku tak mau sakit hati lagi. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Engkau Maha Adil.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Berilah keadilan ini padaku, Ya Allah.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku kuat ayah dalam kesakitan ini.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku harus sadar diri. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku? </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Ayah.. aku masih tak rela. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Tapi aku harus ikhlas menerimanya. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Sebelum ajal ini menjemputku. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Ayah.. aku kangen ayah.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">===================================================== </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi di Pulau Kayu ini. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Bunda akan selalu hidup dihati ayah. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Bunda.. Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, hidup dalam kesendirianmu.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Bunda, kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat di tidurmu yang panjang. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana? </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Apakah Bunda tetap menanti ayah disana? Tetap setia dialam sana? </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Tunggulah Ayah disana Bunda.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Bisakan? Seperti Bunda menunggu ayah di sini.. Aku mohon.. </span><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><br style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;" /><span style="color: #4c4c4c; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">Ayah Sayang Bunda..</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-15958167195725121902013-04-10T10:16:00.000-07:002013-04-10T10:16:00.224-07:00Rahasia Kecantikan Wanita Solehah<br />
<div style="text-align: center;">
Berbicara soal <strong>kecantikan</strong> pasti kita terbayang wajah-wajah artis yang <strong>cantik</strong>,, semisal luna maya,, tapi apakah benar kecantikan hanya diukur dari penampilan fisik semata,, tentu saja bukan,, kecantikan yang sebenarnya terpancar dari kecantikan hati dari sang pemilik wajah sehingga nampak bersinar,,<br /><em>inilah diantara rahasinya kecantikan </em><strong>wanita </strong><strong>muslimah</strong><em> yang </em><strong>solehah</strong> <img alt=":-)" class="wp-smiley" src="http://s0.wp.com/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif?m=1129645325g" /></div>
<span id="more-60"></span><br />
<ol>
<li>Agar wajah selalu segar, berseri-seri dan cantik, cucilah minimal 5 kali sehari dengan air wudhu. Jangan langsung dikeringkan oleh handuk, biarkan menetes dan kering sendiri. Lalu ambillah sajadah, shalat, berdzikir, dan berdo’a. Untuk menghilangkan stress, perbanyaklah ‘olahraga’. Cukup dengan memperbanyak sholat. Ketika sholat, kita mengerakkan seluruh tubuh. Lalu berkonsultasilah pada Allah SWT dengan dzikir dan do’a.</li>
<li>Untuk pelembab, agar awet muda, gunakanlah senyuman. Tidak hanya di bibir tapi juga di hati. Jangan lupa bisikkan ‘kata kunci’, “Allahuma Kamma Hassanta Khalqii Fahassin Khuluqii” (Ya Allah sebagaimana engkau telah memperindah kejadianku, maka perindah pula ahlaqku). (HR Ahmad).</li>
<li>Untuk punya bibir cantik, bisikkan kalimat-kalimat Allah, tidak berbohong atau menyakiti hati orang lain, tidak menyombongkan diri atau takabur.</li>
<li>Agar tubuh langsing, singset dan mulus, diet yang teratur dengan berpuasa seminggu 2 kali, Senin dan Kamis. Jika kuat, lebih bagus lagi puasa Nabi Daud AS i.e. selang satu hari. Makanlah makanan halal, perbanyak sayuran, buah-buahan, dan air putih.</li>
<li>Untuk mengembangkan diri, sebarkan salam dan sapaan. Dengan demikian kita akan banyak dikenal dan disayangi.</li>
</ol>
<div style="text-align: center;">
<em>Yaa Allah! Berikanlah kekuatan kepadaku, untuk menegakkan perintah-perintah-MU,</em><br /><em>dan berilah aku manisnya berdzikir mengingat-MU.</em><br /><em>Berilah aku kekuatan untuk menunaikan syukur kepada-MU,</em><br /><em>dengan kemuliaan-MU.</em><br /><em>Dan jagalah aku dengan penjagaan-MU dan perlindungan-MU,</em><br /><em>Wahai dzat Yang Maha Melihat.</em></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-7823190841734137892013-04-09T10:15:00.000-07:002013-04-09T10:15:00.346-07:00Doaku untukmu sayang, ( doa istri solehah )<br />
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://temonsoejadi.files.wordpress.com/2012/04/doa-seorang-istri.jpg" style="border: 0px; clear: left; color: #1982d1; float: left; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; margin-top: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="" height="364" src="http://temonsoejadi.files.wordpress.com/2012/04/doa-seorang-istri.jpg?w=257&h=364&h=364" style="border: 0px; margin-top: 0.4em; max-width: 100%;" title="doa seorang istri" width="257" /></a><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">bismillahirahmanirahim…</em></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">kawanku semua yang dirahmati Allah, mempunyai istri yang cantik pastinya keinginan setiap laki-laki, namun terkadang karena melihat cantiknya saja sering kali mata lelaki salah memilih, orang-orang berkata, “Ah cantik itu relatif” cantik tidak hanya dilihat dari fisiknya saja namun cantik hatinya itulah yang sebenar-benarnya cantik, apalagi jika mempunyai istri yang rajin sholat malam, gemar tadarus Alquran, cerdas pengetahuan. pandai dalam memasak, wah lelaki mana yang tidak beruntung mendapatkan wanita seperti itu…iya to tidak kawan?</em></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">sebuah kisah, doa istri sholehah….</em></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Di Madinah ada seorang wanita cantik shalihah lagi bertakwa. Bila malam mulai merayap menuju tengahnya, ia senantiasa bangkit dari tidurnya untuk shalat malam dan bermunajat kepada Allah. Tidak peduli waktu itu musim panas ataupun musim dingin, karena disitulah letak kebahagiaan dan ketentramannya. Yakni pada saat dia khusyu’ berdoa, merendah diri kepada sang Pencipta, dan berpasrah akan hidup dan matinya hanya kepada-Nya.</em></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dia juga amat rajin berpuasa, meski sedang bepergian. Wajahnya yang cantik makin bersinar oleh cahaya iman dan ketulusan hatinya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Suatu hari datanglah seorang lelaki untuk meminangnya, konon ia termasuk lelaki yang taat dalam beribadah. Setelah shalat istiharah akhirnya ia menerima pinangan tersebut. Sebagaimana adat kebiasaan setempat, upacara pernikahan dimulai pukul dua belas malam hingga adzan subuh. Namun wanita itu justru meminta selesai akad nikah jam dua belas tepat, ia harus berada di rumah suaminya. Hanya ibunya yang mengetahui rahasia itu. Semua orang ta’jub. Pihak keluarganya sendiri berusaha membujuk wanita itu agar merubah pendiriannya, namun wanita itu tetap pada keinginannya, bahkan ia bersikeras akan membatalkan pernikahan tersebut jika persyaratannya ditolak. Akhirnya walau dengan bersungut pihak keluarga pria menyetujui permintaan sang gadis.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Waktu terus berlalu, tibalah saat yang dinantikan oleh kedua mempelai. Saat yang penuh arti dan mendebarkan bagi siapapun yang akan memulai hidup baru. Saat itu pukul sembilan malam. Doa<em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> ‘Barakallahu laka wa baaraka alaika wa jama’a bainakuma fii khairin’</em>mengalir dari para undangan buat sepasang pengantin baru. Pengantin wanita terlihat begitu cantik. Saat sang suami menemui terpancarlah cahaya dan sinar wudhu dari wajahnya. Duhai wanita yang lebih cantik dari rembulan, sungguh beruntung wahai engkau lelaki, mendapatkan seorang istri yang demikian suci, beriman dan shalihah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Jam mulai mendekati angka dua belas, sesuai perjanjian saat sang suami akan membawa istri ke rumahnya. Sang suami memegang tangan istrinya sambil berkendara, diiringi ragam perasaan yang bercampur baur menuju rumah baru harapan mereka. Terutama harapan sang istri untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setibanya disana, sang istri meminta ijin suaminya untuk memasuki kamar mereka. Kamar yang ia rindukan untuk membangung mimpi-mimpinya. Dimana di kamar itu ibadah akan ditegakkan dan menjadi tempat dimana ia dan suaminya melaksanakan shalat dan ibadah secara bersama-sama. Pandangannya menyisir seluruh ruangan. Tersenyum diiringi pandangan sang suami mengawasi dirinya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Senyumnya seketika memudar, hatinya begitu tercekat, bola matanya yang bening tertumbuk pada sebatang mandolin yang tergeletak di sudut kamar. Wanita itu nyaris tak percaya. Ini nyatakah atau hanya fatamorgana? Ya Allah, itu nyanyian? Oh bukan, itu adalah alat musik. Pikirannya tiba-tiba menjadi kacau. Bagaimanakah sesungguhnya kebenaran ucapan orang tentang lelaki yang kini telah menjadi suaminya. Oh…segala angan-angannya menjadi hampa, sungguh ia amat terluka. Hampir saja air matanya tumpah. Ia berulang kali mengucap istighfar, Alhamdulillah ‘ala kulli halin. “Ya bagaimanapun yang dihadapi alhamdulillah. Hanya Allah yang Maha Mengetahui segala kegaiban.”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ia menatap suaminya dengan wajah merah karena rasa malu dan sedih, serta setumpuk rasa kekhawatiran menyelubung. “Ya Allah, aku harus kuat dan tabah, sikap baik kepada suami adalah jalan hidupku.” Kata wanita itu lirih di lubuk hatinya. Wanita itu berharap, Allah akan memberikan hidayah kepada suaminya melalui tangannya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Mereka mulai terlibat perbincangan, meski masih dibaluti rasa enggan, malu bercampur bahagia. Waktu terus berlalu hingga malam hampir habis. Sang suami bak tersihir oleh pesona kecantikan sang istri. Ia bergumam dalam hati, “Saat ia sudah berganti pakaian, sungguh kecantikannya semakin berkilau. Tak pernah kubayangkan ada wanita secantik ini di dunia ini.” Saat tiba sepertiga malam terakhir, Allah ta’ala mengirimkan rasa kantuk pada suaminya. Dia tak mampu lagi bertahan, akhirnya ia pun tertidur lelap. Hembusan nafasnya begitu teratur. Sang istri segera menyelimutinya dengan selimut tebal, lalu mengecup keningnya dengan lembut. Setelah itu ia segera terdorong rasa rindu kepada mushalla-nya dan bergegas menuju tempat ibadahnya dengan hati melayang.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sang suami menuturkan, “Entah kenapa aku begitu mengantuk, padahal sebelumnya aku betul-betul ingin begadang. Belum pernah aku tertidur sepulas ini. Sampai akhirnya aku mendapati istriku tidak lagi disampingku. Aku bangkit dengan mata masih mengantuk untuk mencari istriku. Mungkin ia malu sehingga memilih tidur di kamar lain. Aku segera membuka pintu kamar sebelah. Gelap, sepi tak ada suara sama sekali. Aku berjalan perlahan khawatir membangunkannya. Kulihat wajah bersinar di tengah kegelapan, keindahan yang ajaib dan menggetarkan jiwaku. Bukan keindahan fisik, karena ia tengah berada di peraduan ibadahnya. Ya Allah, sungguh ia tidak meninggalkan shalat malamnya termasuk di malam pengantin. Kupertajam penglihatanku. Ia rukuk, sujud dan membaca ayat-ayat panjang. Ia rukuk dan sujud lama sekali. Ia berdiri di hadapan Rabbnya dengan kedua tangan terangkat. Sungguh pemandangan terindah yang pernah kusaksikan. Ia amat cantik dalam kekhusyu’annya, lebih cantik dari saat memakai pakaian pengantin dan pakaian tidurnya. Sungguh kini aku betul-betul mencintainya, dengan seluruh jiwa ragaku.”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Seusai shalat ia memandang ke arah suaminya. Tangannya dengan lembut memegang tangan suaminya dan membelai rambutnya. Masya Allah, subhanallah, sungguh luar biasa wanita ini. Kecintaannya pada sang suami, tak menghilangkan kecintaannya kepada kekasih pertamanya, yakni ibadah. Ya, ibadah kepada Allah, Rabb yang menjadi kekasihnya. Hingga bulan kedepan wanita itu terus melakukan kebiasaannya, sementara sang suami menghabiskan malam-malamnya dengan begadang, memainkan alat-alat musik yang tak ubahnya begadang dan bersenang-senang. Ia membuka pintu dengan perlahan dan mendengar bacaan Al-Qur’an yang demikian syahdu menggugah hati. Dengan perlahan dan hati-hati ia memasuki kamar sebelah. Gelap dan sunyi, ia pertajam penglihatannya dan melihat istrinya tengah berdoa. Ia mendekatinya dengan lembut tapi cepat. Angin sepoi-sepoi membelai wajah sang istri. Ya Allah, perasaan laki-laki itu bagai terguyur. Apalagi saat mendengar istrinya berdoa sambil menangis. Curahan air matanya bagaikan butiran mutiara yang menghiasi wajah cantiknya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tubuh lelaki itu bergetar hebat, kemana selama ini ia pergi, meninggalkan istri yang penuh cinta kasih? Sungguh jauh berbeda dengan istrinya, antara jiwa yang bergelimang dosa dengan jiwa gemerlap di taman kenikmatan, di hadapan Rabbnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Lelaki itu menangis, air matanya tak mampu tertahan. Sesaat kemudian adzan subuh. Lelaki itu memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini, ia lantas menunaikan shalat subuh dengan kehusyuan yang belum pernah dilakukan seumur hidupnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Inilah buah dari doa wanita shalihah yang selalu memohonkan kebaikan untuk sang suami, sang pendamping hidup.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Beberapa tahun kemudian, segala wujud pertobatan lelaki itu mengalir dalam bentuk ceramah, khutbah, dan nasihat yang tersampaikan oleh lisannya. Ya lelaki itu kini telah menjadi da’i besar di kota Madinah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Memang benar, wanita shalihah adalah harta karun yang amat berharga dan termahal bagi seorang lelaki bertakwa. Bagi seorang suami, istri shalihah merupakan permata hidupnya yang tak ternilai dan “bukan permata biasa”. (Dari kumpulan kisah nyata, Abdur Razak bin Al Mubarak)</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">indahnya bermunajat</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">di sepertiga malam terakhirmu.</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">perjalanan panjang</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">menyeru manusia kepada-Mu.</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu,</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">jangan biarkan aku melampaui batas sehingga</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">melupakan aku pada cinta hakiki</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">dan rindu abadi hanya kepada-Mu.</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ya Allah Engkau mengetahui bahawa hati-hati ini</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">telah berhimpun dalam cinta</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada-Mu, telah</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">bersatu dalam dakwah</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">pada-MU, telah berpadu dalam membela syariat-Mu.</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kukuhkanlah Ya Allah</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ikatannya. Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">jalan-jalannya. Penuhilah</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">hati-hati ini dengan Nur-Mu yang tiada pernah</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">pudar. Lapangkanlah dada-dada</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">keindahan bertawakal di jalan-Mu.</em></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #373737; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 24px; margin-bottom: 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">semoga bermanfaat…</em></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-26302038135159399642013-04-08T10:13:00.000-07:002013-04-08T10:13:00.040-07:00Isteri Sholehah<br />
Istri yang sholehah. . . .<br />
Dialah yang Qona'ah<br />
yang tahu hari tak selalu cerah<br />
tapi ia tak pernah berubah<br />
<br />
Istri yang sholehah. . . .<br />
Tak harus kaya<br />
kalaupun kaya Allhamdulillah<br />
ia tak juga harus cantik<br />
kalaupun cantik itu hadiah<br />
<br />
Istri yang sholehah. . . .<br />
Senangnya berada dirumah<br />
keluarpun hanya dengan suaminya ^^<br />
ia tak menyusahkan suami<br />
dengan menuntut yang macam-macam<br />
<br />
<br />
emm untukmu wahai muslimin,<br />
mungkin kau bingung<br />
bagaimana untuk mendapatkan<br />
wanita sholehah,<br />
yang sholehah adalah yang Qona'ah<br />
sedang Qona'ah tidak terlihat oleh mata,<br />
YANG JELAS,<br />
tidak usah mencari yang CANTIK,<br />
karena yang CANTIK<br />
seperti BINTANG DILANGIT<br />
mungkin sudah terlihat<br />
bahkan dalam gelap malampun<br />
tetapi sadarilah Ketika itu kau melihatnya berkilau,<br />
tapi saat siang tiba ia akan menghilang. . . .<br />
<br />
Tetapi yang sholehah itu. . . .<br />
Seperti MUTIARA didasar Lautan<br />
tak selalu putih<br />
karena terbungkus lumut<br />
ia berada dalam cangkangnya<br />
ia tetap disitu<br />
menjaga diri dan tidak mudah tergoda. . . .<br />
<br />
. . . . . . .NB. . . . . .<br />
"Kau mungkin harus menyelam untuk menemukannya,tapi nanti kau akan tau betapa berharganya ia ketika kau mendapatkannya"<br />
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-88104513595096087922013-04-07T10:10:00.000-07:002013-04-07T10:10:00.591-07:00Wanita Sholehah Bidadari Surga<br />
<div class="mhl" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; margin-left: 20px; margin-right: 20px;">
"Sesunggunhya wanita yang paling cantik adalah wanita yang solehah yang menjaga keimanan, ketakwaan kepada ALLAH SWT, yang sangat takut dengan azab api neraka, yang menjaga dirinya dari hal-hal yang diharamkan agama" •</div>
<div class="mhl" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; margin-left: 20px; margin-right: 20px;">
<div class="mvm uiP fsm" style="line-height: 16px; margin-bottom: 10px; margin-top: 10px;">
<span class="fwb" style="font-weight: bold;">Informasi Umum</span></div>
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_515f053ad630d9074421776" style="display: inline;">
BIDADARI SURGA<br /><br /><br />Muqoddimah<br /><br /><span class="text_exposed_show" style="display: inline;">Kenikmatan surga adalah kenikmatan abadi yang diberikan Allah swt kepada hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Kenikmatan surga belum pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terdetik dalam hati, sebagaimana sabda Rasulullah saw dalam hadits qudsi :<br /><br />عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : يقول الله عزوجل : « أعددتُ لعباديَ الصالحين مالا عين رأت ولا أذن سمعت ، ولا خطر على قلب بشر »<br /><br />Rasulullah n bersabda, Allah swt berfirman, "Telah Aku sediakan buat hamba-hamba-Ku yang soleh, sesuatu yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga dan tidak terdetik dalam hati manusia."<br /><br />Salah satu nikmat yang diberikan Allah kepada hamba-Nya yang soleh adalah berupa istri-istri yang cantik jelita atau bidadari (hurun ‘in), yang kecantikannya tidak dapat dikalahkan oleh wanita tercantik di dunia ini. Seandainya satu saja bidadari itu turun ke dunia ini, maka semua orang pasti berlomba lomba untuk mendapatkannya. Tapi ingat, itu hanyalah akan didapatkan oleh orang-orang yang senantiasa taat, patuh dan tunduk terhadap semua perintah Allah, dan menjauhi segala macam larangan-Nya.<br /><br />Definisi<br />Secara bahasa, bidadari berasal dari kata hurun dan ‘in. Hurun : putih dan ‘in, maksudnya matanya besar dan berwarna kekuning-kuningan.<br /><br />Istilah : Mereka adalah wanita muda usia yang cantik mempesona, kulitnya mulus dan biji matanya sangat hitam. Dan mereka dijodohkan tanpa melewati proses pernikahan.<br /><br />Bahan bakunya<br /><br />Mereka diciptakan dari Za’faran. Sebagaimana diriwayatkan dari Anas bin Malik dari nabi Muhammad n yang bersabda,<br /><br />الحور العين خلقن من الز عفران<br /><br />“Bidadari-bidadari bermata jelita diciptakan dari Za’faran.”<br /><br />Ciri Fisik<br /><br />Mahkotanya<br /><br />عن أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَرَوْحَةٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ غَدْوَةٌ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا وَلَقَابُ قَوْسِ أَحَدِكُمْ مِنْ الْجَنَّةِ أَوْ مَوْضِعُ قِيدٍ يَعْنِي سَوْطَهُ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا وَلَوْ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ اطَّلَعَتْ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ لَأَضَاءَتْ مَا بَيْنَهُمَا وَلَمَلَأَتْهُ رِيحًا وَلَنَصِيفُهَا عَلَى رَأْسِهَا خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا<br /><br />“Berangkat pagi-pagi atau siang di jalan Allah lebih baik dari pada dunia dan isinya. Dan sungguh, satu jarak busur kalian, lebih baik dari surga atau tempat kait yaitu tengahnya lebih baik dari pada dunia dan isinya. Kalaulah seorang wanita penduduk surga menampakkan dirinya kepada penduduk dunia, niscaya dia akan menerangi antara keduanya dan bumi akan penuh dengan wewangian. Dan sungguh, mahkotanya lebih baik dari pada dunia dan isinya.”<br /><br />Rambutnya<br /><br />Rambut bidadari itu sangat panjang dan bagus. Sebagaimana kata Abdullah bin Amru bin Al ‘Ash,<br /><br />لشعر المرأة من الحور العين أطول من جناح النسر<br /><br />“Sungguh rambut bidadari yang bermata jelita itu lebih panjang daripada sayapnya burung garuda.”<br /><br />Matanya<br /><br />Mata bidadari sangat putih dan korneanya sangat hitam, Al Hasan berkata,<br /><br />الحور الشديدة البياض بياض العين والشديدة السواد سواد العين<br /><br />“Al huur itu sangat putih matanya, dan sangat hitam korneanya.”<br /><br />Mukanya<br /><br />Wajah bidadari begitu cerah dan bercahaya, sebaimana Ja’far bin Muhammad berkata,<br /><br />لقي حكيم حكيما بالموصل فقال له : تشتاق إلى الحور العين ؟ قال : لا . قال : فاشتق إليهن فإن نور وجوههن من نور الله عز وجل فغشي عليه فحمل إلى منزله فأقمنا نعوده شهرا<br /><br />“Hakim bertemu dengan Hakim dengan di Mausil, kemudian berkata padanya, “Apakah engkau rindu dengan bidadari yang bermata jelita? Dia jawab, “Tidak”. Kemudian ia berkata, “Rindulah pada mereka, karena cahaya wajah mereka adalah cahaya dari Allah” Kemudian tiba-tiba ia pingsan dan dibawa ke rumahnya, kami mengembalikannya selama sebulan.”<br /><br />قال عطاء السلمي لمالك بن دينار : يا أبا بحير شوقنا فقال له مالك : في الجنة حوراء يتباهى بها أهل الجنة من حسنها لولا أن الله عز وجل كتب على أهل الجنة أن لا يموتوا لماتوا عن آخرهم من حسنها فلم يزل عطاء يذكر قول مالك أربعين عاما<br /><br />Berkata ‘Atho As-Salmi kepada Malik bin Dinar, “Wahai Abu Bahir, kami sangat rindu. Kemudian Malik berkata, “Di surga ada bidadari yang bersenang-senang dengan para penghuni surga karena kecantikannya. Kalaulah Allah tidak menuliskan atas mereka untuk tidak mati, pastilah mereka mati di akhir hayat mereka dalam kecantikan. Atho selalu ingat perkataan Malik selama empat puluh tahun.<br /><br />Mulut dan ludahnya<br /><br />Ludah bidadari bagai madu, sehingga bisa membuat lautan menjadi manis, sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas,<br /><br />لو أن امرأة ، من أهل الجنة بصقت في سبعة أبحر لكانت تلك الأبحر أحلى من العسل<br /><br />Kalau seandainya wanita surga itu meludah di tujuh lautan, maka lautan itu akan menjadi lebih manis dari pada madu”<br /><br />Payu daranya<br /><br />Allah swt berfirman,<br /><br />وَكَوَاعِبَ أَتْرَاباً<br /><br />Dan gadis-gadis remaja yang sebaya,<br /><br />Kawa’ib jamak dari kaibun yang berari wanita yang montok payudaranya. Ibnu Abbas, Mujahid dan lainnya berkata,<br /><br />“Mereka adalah wanita-wanita yang menonjol payudaranya, bulat dan tidak kendor karena mereka masih gadis.” Ibnu Qoyyim berkata, “Maksudnya bahwa payudara mereka montok laksana buah delima dan tidak menjulur ke bawah.”<br /><br />Mereka digelari<br /><br />nawahid dan kawa’ib ( wanita-wanita yang montok payudaranya).<br /><br />Tangannya<br /><br />Tangan bidadari itu sangat indah dan bercahaya. Abu Ghiyats berkata,<br /><br />كنا مع كعب يوما فقال : لو أن يدا من الحور دليت من السماء ببياضها وخواتيمها لأضاءت لها الأرض كما تضيء الشمس لأهل الدنيا . قال : قلت : يدها فكيف بالوجه بياضه وحسنه وجماله وتاجه بياقوته ولؤلؤه وزبرجده<br /><br />‘Suatu hari kami bersama Ka’ab, kemudian dia berkata, “kalau seandainya tangan bidadari itu diulurkan dari langit, dengan keputihan dan … niscaya akan menerangi bumi, sebagaimana matahari menerangi penduduk dunia”. Aku berkata, itu baru tangannya, lalu bagaimana dengan putih dan cantik wajahnya, tutup kepalanya yang terbuat dari yaqut dan mutiara serta perhiasannya”<br /><br />Ka’ab juga kerkata,<br /><br />عن يزيد الرقاشي ، قال : حدثني من ، سمع كعبا ، قال : لو أن امرأة ، من الحور بدا معصمها لذهب ضوء الشمس<br /><br />“Kalau seandainya wanita yang bermata jelita itu menampakkan pergelangan tangannya, maka hilanglah cahaya matahari itu.”<br /><br />Kukunya<br /><br />Dari Dawud bin Amir bin As’id, dari bapaknya, dari kakeknya, dari Nabi saw,<br /><br />لَوْ أَنَّ مَا يُقِلُّ ظُفْرٌ مِمَّا فِي الجَنَّةِ بَدَا لتَزَخْرَفَتْ لَهُ مَا بَينَ خوَاِفقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ<br /><br />“Kalau seandainya sedikit saja kuku dari penduduk surga itu tampak, maka akan menghiasi antara penjuru langit dan bumi.”<br /><br />Kulitnya<br /><br />Kulit bidadari sangatlah halus dan lembut, bagaikan putih telur yang sangat lembut. Abdullah berkata,<br /><br />لكل مسلم خيرة ، ولكل خيرة خيمة، ولكل خيمة أربعة أبواب، تدخل عليها كل يوم من كل باب تحفة وهدية وكرامة لم تكن قبل ذلك ، لا مراحات ، ولا ذفرات، ولا سخرات، ولا طماحات حور عين كأنهن بيض مكنون<br /><br />“Setiap muslim mempunyai istri pilihan. Setiap istri pilihan mempunyai kemah. Setiap kemah mempunyai empat pintu. Dalam setiap hari, hidangan, hadiah dan kemuliaan yang tidak pernah diberikan sebelumnya dimasukkan kepada mereka melalui setiap pintu tersebut. Ketiga-tiganya tidak ada campurannya, tidak busuk, tidak basi dan tidak menjijikan. Dan dibabari yang tidak rakus, mereka seperti putih telur yuang tertutup.”<br /><br />Ukuran Tubuhnya<br /><br />Tubuh wanita surga adalah tiga puluh mil, sebagaimana yang dikatakan Sa’id bin Jubair,<br /><br />طول الرجل من أهل الجنة سبعون ميلا ، وطول المرأة ثلاثون ميلا ، ومقعدها مبذر جريب أرض ، وإن شهوته تجري في جسدها سبعون عاما تجد اللذة<br /><br />“Tinggi laki-laki penduduk surga adalah tujuh puluh mil, sedang wanitanya tiga puluh mil. Bangkunya tersebar di bumi. Dan syahwatnya penduduk surga mengalir di tubuhnya selama 70 tahun, selama itu akan didapatinya sebuah kelezatan.”<br /><br />Suci dari seluruh kotoran wanita dunia<br /><br />Para bidadari surga adalah suci dari segala kotoran wanita dunia, seperti menstruasi, urine, nifas, tinja, ingus, ludah dan yang lainnya. Sebagaimana yang ditafsiri banyak ulama dalam pada ayat :<br /><br />وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ<br /><br />“Dan mereka di surga mendapatkan istri yang muthhharoh (suci).”<br /><br />Ibnu Abbas berkata, “Mereka suci dari kotoran dan penyakit”. Mujahid berkata, “Mereka suci dari haid, buang air besar dan kecil, dahak, meludah, keluar air mani dan beranak”. Qotadah berkata, “Mereka suci dari kotoran dan dosa, dalam riwayat lain, ia berkata, tidak haid dan tidak pula susah. Juga menurut Atho, Hasan, Dhohak, Abi Sholih, Ithiyah, Suda dan lainnya.”<br /><br />Abdurrahman bin Zaid berkata, Wanita yang suci adalah wanita yang tidak haid. Wanita-wanita dunia tidak bisa dikatakan wanita-wanita yang suci. Tidakkah anda melhat mereka jika dating bulan, mereka tidak sholat dan tidak puasa? Hawwa juga begitu ketika ia melanggar larangan Allah. Ketika ia melanggar ketentuan Allah, Maka Allah berfirman,<br /><br />“Sesungguhnya pada awalnya aku ciptakan engkau dalam keadaan suci, namun sekarang engkau Aku buat mengeluarkan darah sebagaimana engkau mengeluarkan getah pohon ini.”<br /><br />Ciri Akhlak dan Sifatnya<br /><br />Tundukan pandangan dan dipinggit di kemah-kemah<br /><br />Allah swt berfirman :<br /><br />“Di dalam surga itu ada bidadari yang menundukkan pandanganya.”<br /><br />Allah mensifati mereka dengan wanita-wanita yang dipingit. Ini adalah penyifatan proposional. Ini bukan berarti bahwa mereka selalu berada di dalam kemahnya masing-masing dan tidak keluar menuju ghuraf dan taman-taman surga. Sebagaimana halnya permaisuri-permaisuri para raja dunia dan wanita-wanita yang dipingit di rumahnya. Dalam keadaan terpingit, mereka tidak ada salahnya keluar untuk bepergian atau menuju termpat-empat wisata, taman-taman dan tempat-tempat lainnya.<br /><br />Tidak berkata kotor<br /><br />Selain terhindar dari kotoran badaniyah sebagaimana telah dijelaskan, bidadari juga disucikan hatinya dari akhlak-akhlak wanita dunia, seperti perkatan yang kotor, keji dan jorok. Disucikan cintanya, sehingga ia tidak tertarik kepada laki-laki selain suaminya.<br /><br />Selalu mendoakan suaminya<br /><br />Para bidadari surga selalu mendoakan calon suaminya nanti dan mencela istri dunia yang menyakitinya. Dari Ikrimah, bahwasanya nabi saw bersabda,<br /><br />« إن الحور العين أكثر عددا منكن يدعون لأزواجهن يقلن : اللهم أعنه على دينك وأقبل بقلبه على طاعتك ، وبلغه إلينا بقوتك يا أرحم الراحمين »<br /><br />Dari Ikrimah, Rasulullah n bersabda, “Sesungguhnya para bidadari itu jumlahnya lebih banyak dari kalian (kaum wanita), mereka berdo’a untuk suami mereka, “Ya Allah bantulah dia dalam menegakkan agamaMu, dan terimalah ia untuk selalu taat padaMu, dan sampaikanlah ia pada kami dengan kekuatanMu, wahai zat yang menyayangi orang yang berkasih sayang.”<br /><br />Juga diriwayatkan oleh Mu’ad bin JAbal, bahwasanya Rasulullah n bersabda,<br /><br />لَا تُؤْذِي امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّنْيَا إِلَّا قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنْ الْحُورِ الْعِينِ لَا تُؤْذِيهِ قَاتَلَكِ اللَّهُ فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكِ دَخِيلٌ يُوشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا<br /><br />“Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya (yang sholih) di dunia, kecuali istrinya dari bidadari yang bermata jelita berkata, “Janganlah kau sakiti! Semoga Allah membinasakanmu, sesungguhnya dia adalah orang asing bagimu yang akan segera berpisah denganmu dan menjadi milik kami”<br /><br />Belum Pernah Disentuh Siapapun<br /><br />Allah swt berfirman,<br /><br />فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ<br /><br />“Tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula jin.”<br /><br />Para pakar tafsir berkata, “Mereka tidak pernah digauli siapa pun”. Mereka juga berbeda pendapat mengenai siapa bidadari-bidadari yang dimaksud. Sebagian berpendapat, “Mereka adalah wanita-wanita yang diciptakan Allah di surga.” Sebagian pakar lainnya menyebutkan. “Mereka adalah wanita-wanita dunia yang diciptakan kembali dalam bentuk perawan-perawan sebagaimana yang disebutkan Allah swt.”<br /><br />Ibnu Qoyyim menyebutkan bahwa secara lahiriyah Al-Qur’an menandaskan bahwa mereka bukan wanita dunia. Mereka berasal dari kalangan wanita-wanita yang bermata jelita. Wanita dunia sudah pasti pernah disentuh oleh manusia. Begitu juga wanita dari kalangan jin, ia pasti pernah bersentuhan dengan jin laki-laki. Ayat di atas menunjukkan dengan jelas hal ini.<br /><br />Nama Bidadari<br /><br />Ibnu Mas’ud ra berkata,<br /><br />إن في الجنة حوراء يقال لها : اللعبة ، كل حور الجنان يعجبن بها يضربن بأيديهن على كتفها ويقلن طوبى لك يا لعبة لو يعلم الطالبون لك لجدوا ، بين عينيها مكتوب : من كان يبتغي أن يكون له مثلي فليعمل برضاء ربي عز وجل<br /><br />“Sesungguhnya di surga ada bidadari yang bernama ‘Al La’bah’. Setiap bidadari surga ta’ajub padanya, mereka menepukan tangan mereka di atas bahunya, dan berkata, “Beruntunglah kamu wahai La’bah, kalau seandainya para tholib (pencari bidadari) itu tahu engkau, maka mereka akan bersungguh-sungguh (untuk mendapatkanmu). Diantara kedua matanya tertulis, ‘Barang siapa yang ingin mendapatkan seperti diriku, maka hendaknya beramal dengan mencari ridho Robbku Azza wajalla’.”<br /><br />Jumlah Istri di Surga<br /><br />Di surga nanti, para penduduk surga akan mendapatkan dua istri dari bidadari yang bermata jelita.<br /><br />Sebagaimana disebutkan dari Abu Hurairah ra, dari nabi saw bersabda, :<br /><br />أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَالَّذِينَ عَلَى آثَارِهِمْ كَأَحْسَنِ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ إِضَاءَةً قُلُوبُهُمْ عَلَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ لَا تَبَاغُضَ بَيْنَهُمْ وَلَا تَحَاسُدَ لِكُلِّ امْرِئٍ زَوْجَتَانِ مِنْ الْحُورِ الْعِينِ يُرَى مُخُّ سُوقِهِنَّ مِنْ وَرَاءِ الْعَظْمِ وَاللَّحْمِ<br /><br />“Rasulullah saw bersabda kelompok yang pertama kali masuk surga bagaikan bulan pada malam purnama, kemudian kelompok selanjutnya mereka seperti bintang-bintang di langit, hati mereka menjadi satu, tidak saling benci dan hasad. Setiap orang mendapat dua istri dari bidadari yang bermata jelita, yang sumsumnya terlihat dari balik tulang dan daging.”<br /><br />Juga disebutkan dalam riwayat Muslim, dari Abu Sa’id Al Khudri ra. bahwa Rasulullah nsaw bersabda, “...kemudian penduduk surga masuk ke rumahnya, maka setelah itu masuklah dua istrinya dari bidadari yang bermata jelita dan berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkanmu buat kami, dan yang telah menghidupkan kami untukmu.” Kemudian dia berkata, “Tidak ada seorangpun yang diberi seperti apa yang telah diberikan padaku.”<br /><br />Dalam riwayat Ahmad juga disebutkan bahwa penduduk surga akan mendapatkan dua bidadari yang bermata jelita, setiap mereka memakai tujuh puluh pakaian yang dari balik pakaian itu terlihat sumsumnya.<br /><br />Hubungan Seksual Penghuni Surga<br /><br />Allah swt adalah maha tahu apa yang menjadi keinginan hamba-Nya. Dia menyediakan para bidadari tersebut untuk mereka nikmati dan bersuka ria, Allah memberikan kekuatan yang luar biasa kepada mereka untuk dapat menggauli para bidadari tersebut. Terdapat dalam ayat dan beberapa hadits, yang menjelaskan hal tersebut, di antranya :<br /><br />عن أبي هريرة ، قال : سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم أيمس أهل الجنة نساءهم ؟ قال : « نعم ، بذكر لا يمل وفرج لا يحفى ، وشهوة لا تنقطع<br /><br />Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah n ditanya, “Apakah penduduk surga bisa menggauli istrinya? Beliau menjawab, Ya, penis yang tidak loyo dan vagina tidak tertutup, yang ada hanyalah syahwat yang takkan putus.”<br /><br />Dari Anas ra, Rasulullah n bersabda,<br /><br />يعطى المؤمن في الجنة قوة كذاوكذا من الجماع » قيل يا رسول الله أويطيق ذلك؟ قال : يعطى قوة مائة<br /><br />“Seorang mukmin di surga akan diberi kekuatan seperti ini dalam jima beliau ditanya, ya Rasulullah saw apakah ia mampu melakukannya? beliau menjawab, “ia diberi kekuatan untuk menggauli istrinya sebanyak seratus kali.”<br /><br />عن ابن عباس ، قال : قيل : يا رسول الله أنفضي إلى نسائنا في الجنة ؟ قال : « والذي نفسي بيده إن الرجل منهم ليفضي في الغداة الواحدة إلى مائة عذراء »<br /><br />Dari ibnu Abas, Rasulullah saw bersabda, “Demi yang jiwaku ada di tanganNya, sesungguhnya seorang dari penduduk surga sanggup menggauli dalam sehari seratus perawan muda.”<br /><br />حدثنا سويد بن سعيد ، قال : حدثني خالد بن يزيد بن أبي مالك ، عن أبيه ، عن خالد بن معدان ، عن أبي أمامة ، أن النبي صلى الله عليه وسلم سئل : هل يجامع أهل الجنة ؟ قال : « نعم ، دحاما دحاما ولكن لا مني ولا منية<br /><br />Rasulullah saw ditanya, “apakah penduduk surga bisa berhubungan badan? Beliau menjawab, “Ya, berhubungan terus menerus, tapi suami istri tidak keluar air mani.”<br /><br />Jika penghuni surga usai menggauli istri-istrinya, maka mereka langsung kembali perawan lagi.”<br /><br />Allah swt berfirman :<br /><br />إِنَّ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ<br /><br />“Sesungguhnya para penduduk surga pada hari itu bersenag-senang dalam kesibukan (mereka).”<br /><br />Ibnu Mas’ud berkata, “Mereka sibuk dalam mecahkan keprawanan istri-istri mereka.” Sedang menurut ibnu Abbas, ketika ditanya kesibukan mereka, ia menjawab, “Memecahkan keprawanan gadis-gadis muda.” Juga menurut Ikrimah, Sa’id bin Musayyib, Ikrimah, Al Hasan, Qotadah dan Al Auza’i. Sedang menurut Mujahid mereka sibuk dalam kenikmatan.<br /><br />“Menurut Imam Athobari, pendapat yang paling benar adalah mereka sibuk dengan berbagai macam kenikmatan yang diberikan kepada mereka, sibuk memecahkan keprawanan para gadis muda, senda gurau dan kelezatan lainnya.”<br /><br />Ibnu Qoyyim menyebutkan riwayat dari Ibnu Abi dunya, “Sesungguhnya nafsu syahwat mengalir dalam tubuhnya selama tujuh puluh tahun. Selama jangka waktu tersebut ia mereasakan kenikmatan yang tiada taranya dan tidak terkena kewajiban mandi jenabat. Mereka tidak merasakan loyo atau kekuatannya menurun. Justru hubungan seksual mereka mencapai puncak kenikmatan dan kepuasan. Tidak ada sesuatupun yang mengurangi kenikmatan hubungan seksual mereka. Manusia yang paling sempurna di surga adalah mereka yang paling bias menjaga dirinya dari yang diharamkan di dunia ini.”<br /><br />Nyanyian Mereka<br /><br />Para bidadari surga melantunkan nyanyian-nyanyian yang belum pernah di dengar siapapun. Mereka mendenangkannya buat suami tercinta.<br /><br />Dari Ibnu Ibnu Umar, Rasulullah n bersabda,<br /><br />إن أزواج أهل الجنة ليغنين أزواجهن بأحسن أصوات سمعها أحد قط . إن مما يغنين به : نحن الخيرات الحسان أزواج قوم كرام ينظرن بقرة أعيان وإن مما يغنين به : نحن الخالدات فلا يمتنه نحن الآمنات فلا يخفنه نحن المقيمات فلا يظعنه<br /><br />“Sesungguhnya istri-istri penduduk surga bernyanyi untuk suami mereka dengan suara yang sangat merdu yang belum pernah didengar seseorangpun. Di antara yang mereka nyanyikan adalah : Kami adalah wanita-wanita yang baik akhlak dan cantik rupanya. Kami istri-istri dari suami-siami yang mulia yang memandang dengan pandangan yang menyejukkan hati. Kami adalah wanita-wanita abadi dan kami tidak membuatnya mati. Kami wanita-wanita yang memberikan keamanan dan tidak membuat takut. Kami wanita-wanita yang tetap tinggal di sini dan tidak meninggalkannya.”<br /><br />Juga hadits dari Ali ra, Rasulullah n bersabda :<br /><br />إِنَّ فِي الْجَنَّةِ سُوقًا مَا فِيهَا بَيْعٌ وَلَا شِرَاءٌ إِلَّا الصُّوَرُ مِنْ النِّسَاءِ وَالرِّجَالِ فَإِذَا اشْتَهَى الرَّجُلُ صُورَةً دَخَلَ فِيهَا وَإِنَّ فِيهَا لَمَجْمَعًا لِلْحُورِ الْعِينِ يَرْفَعْنَ أَصْوَاتًا لَمْ يَرَ الْخَلَائِقُ مِثْلَهَا يَقُلْنَ نَحْنُ الْخَالِدَاتُ فَلَا نَبِيدُ وَنَحْنُ الرَّاضِيَاتُ فَلَا نَسْخَطُ وَنَحْنُ النَّاعِمَاتُ فَلَا نَبْؤُسُ فَطُوبَى لِمَنْ كَانَ لَنَا وَكُنَّا لَهُ<br /><br />Sesunguhnya di surga ada pasar, di dalamnya tidak ada jual beli kecuali ada gambar wanita dan laki-laki. Jika laki-laki telah menginginkan gambar wanita, ia masuk ke dalam. Dan di dalamnya tedapat sekumpulan bidadari bermata jelita yang sedang melantunkan suaranya. Tidak pernah terlihat makhluk sepertinya. Mereka berkata, ‘kami adalah kekal dan tidak mati, kami ridho dan tidak peeernah cemberut, kami dalam kenikmatan dantidak sengsara, maka beruntunglah bagi siapa yang memiliki kami dan kami miliknya.”<br /><br />Para bidadari bernyanyi untuk suaminya masing-masing yang dalam dada mereka tertulis,’ Engkau adalah kekasihku dan aku adalah kekasihmu. Engkau adalah tambatan hatiku dan kedua mataku belum pernah melihat pria setampan engkau.<br /><br />Ibnu Mubarok berkata, dari ibnu Abi Katsir, “Sesungguhnya bidadari-bidadari yang bermata jelita menanti suaminya masing-masing di pintu-pintu surga. Kata mereka, ‘Kian lama kami menunggu kedatanganmu. Kami wanita-wanita yang ridho dan tidak cemberut. Kami tetap tinggal di sini dan tidak pindah ke tempat lain. Kami wanita yang abadi dan tidak mati.’ Mereka mengatakannya dengan suara yang merdu. Mereka berkata lagi, ‘Engkau cintaku dan aku cintamu’.<br /><br />Adakah kelahiran di surga?<br /><br />Ibnu Qoyyim bertanya kepada syaikhnya Abu Hajjaj Al Mazi tentang kelahiran di surga, maka dengan tegas mengatakan, “Tidak ada kelahiran di surga”. Hujjah orang yang berpendapat bahwa tidak ada kelahiran di surga anrara lain :<br />Pertama : Hadits riwayat Abu Razin.<br />Kedua : Firman Allah “Dan untuk mereka di surga ada istri-istri yang suci.” [2:25]<br />Ketiga : Sabda Rasulullah saw bahwa di surga tidak ada air sperma dan tidak ada kematian.<br />Keempat : Allah menjadikan proses kelahiran melalui proses haidh dan air sperma. Maka jika di surga wanita juga hamil, maka haid mereka berhenti dengan sendirinya dan air mani ada.<br />Kelima : Sesungguhnya di surga manusia tidak bisa berkembang seperti di dunia.<br />Keenam : Allah menciptakan penduduk surga seperti penciptaan Malaikat atau bisa jadi lebih sempurna dari Malaikat. Karena penghuni surga tidak buang air besar, kecil, tidak tidur, tidak tua seiring dengan bertambahnya usia dan badan mereka tidak berkembang. Wallahu a’lam.<br /><br />Keutamaan Wanita Dunia Daripada Bidadari<br /><br />Para wanita dunia nanti lebih mulia, terhormat dan cantik daripada bidadari surga, karena amalan-amalan yang telah mereka kerjakan selama hidup di dunia ini. Hiban bin Abi Jabalah berkata,<br /><br />إن نساء أهل الدنيا من دخل منهن الجنة فضلن على الحور العين بما عملن في الدنيا<br /><br />“Sesunguhnya wanita penduduk dunia yang masuk surga, lebih utama dari bidadari yang bermata jeli, dikarenakan amalan mereka di dunia.”</span></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-69730114833919803602013-04-06T10:06:00.000-07:002013-04-06T10:06:00.372-07:00Tips Memilih Istri yang Solehah<br />
<div>
sebelum lanjut baca, ada baiknya agan membaca nasehat ane....</div>
<div>
</div>
<div>
Kalau agan ingin mendapatkan istri yang baik, maka hal pertama yang harus agan lakukan adalah memperbaiki diri agan terlebih dahulu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
"…Dan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula…" [An Nuur:26]</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kalau hal ini sudah dilakukan, semoga Alloh SWT mengabulkan permohonan agan untuk memperoleh istri yang sholihah</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Yang telah memliki istri</div>
<div>
Spoiler for BERSYUKURLAH: </div>
<div>
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah memberikan rizki kepadanya berupa istri yang shalihah berarti Allah telah menolongnya melaksanakan setengah agamanya, maka hendaknya ia bertakwa kepada Allah untuk (menyempurnakan) setengah agamanya yang tersisa” [HR At-Thabrani dalam Al-Awshath, Al-Baihaqi, Al-Hakim dan Syaikh Al-Albani berkata, “Hasan lighorihi” (Shahih At-hargib wat Tarhib 2 no 1916)]</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Istri yang bisa membahagiakan suami merupakan idaman, dambaan, dan impian setiap lelaki. Oleh karena itu mencari calon istri bukanlah perkara yang sepele, bahkan ia merupakan perkara yang sakral yang hendaknya setiap lelaki berusaha sebisa mungkin untuk meraih calon istri yang terbaik. istri adalah teman hidup untuk waktu yang bukan hanya sebentar, tetapi bertahun-tahun…, bahkan bisa sebagai teman hidupnya hingga akhir hayat kita. Bayangkanlah…, seandainya istri yang menemani perjalanan hidup kita nanti adalah wanita yang baik yang selalu membahagikan hati kita, yang menyejukkan mata jika kita memandangnya oh…so sweat,,,, sungguh nikmat perjalanan hidup kita itu. Namun bayangkanlah seandainya yang terjadi adalah sebaliknya??? (jangan sampai gan)</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Karenanya wajar jika kita dapati sebagian para bujangan bagitu berhati-hati dalam mencari belahan jiwanya, sampai-sampai kita dapati ada yang bertahun-tahun mencari informasi untuk mencari istri yang ideal, persyaratan yang bertumpuk dipasangnya demi mendapatkan calon yang ideal, namun….akhirnya iapun tak mampu mendapatkan wanita sesuai dengan persyaratan (kriteria) yang telah tetapkan. akhirnya persyaratan yang dipasangnyapun harus ia gugurkan satu-demi satu hingga ia bisa mendapatkan istri.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
langsung aja deh gan...ini adalah kriteria wanita yang pantas menemani agan sampai akhir nanti...</div>
<div>
<br /></div>
<div>
1. Taat beragama dan berakhlak baik</div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Wanita dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, karena martabatnya, karena kecantikannya, dan karena agamanya, maka hendaklah engkau mendapatkan wanita yang baik agamanya (jika tidak kau lakukan)[7] maka tanganmu akan menempel dengan tanah” [HR Al-Bukhari 5/1958]</div>
<div>
Intinya gan, kalau ada beberapa pilihan wanita di depan kita, dengan masing-masing memiliki kelebihannya masing-masing maka pastikan agan memilih wanita yang paling baik agamnya, yang paling taat beragama dan yang yang paling baik akhlaknya (jika dibandingkan dengan wanita-wanita pilihan agan yg lain)</div>
<div>
<br /></div>
<div>
2. Cantik dan sejuk dipandang</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tabi’at dan naluri manusia mendambakan dan merindukan kecantikan, jika ia tidak memperoleh kecantikan maka seakan-akan ada sesuatu yang kurang yang ingin diraihnya. Dan jika ia telah meraih kecantikan tersebut maka seakan-akan hatinya telah tenang dan seakan-akan kebahagian telah merasuk dalam jiwanya. Oleh karena itu Syari’at tidak melalaikan kecantikan sebagai faktor penting dalam memilih istri. Diantara bukti yang menunjukan pentingnya faktor yang satu ini, bahwasanya kecintaan dan kedekatan serta kasih sayang akan semakin terjalin jika faktor ini telah terpenuhi.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
buktinya nih gan :</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dari Al-Mughiroh bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya beliau melamar seorang wanita maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata kepadanya</div>
<div>
<br /></div>
<div>
اُنْظُرْ إِلَيْهَا فَإِنَّهُ أَحْرَى أَْن يُؤْدِمَ بَيْنَكُمَا</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Lihatlah ia (wanita yang kau lamar tersebut) karena hal itu akan lebih menimbulkan kasih sayang dan kedekatan diantara kalian berdua {HR At-Thirmidzi III/397 no 1087, Ibnu Majah no 1865 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani. (Lihat As-Shahihah no 96)}</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
3. Hendaknya wanita tersebut sangat penyayang dan subur (mudah beranak banyak)</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu 'anhu berkata, “Datang seorang pria kepada Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, “Aku menemukan seorang wanita yang cantik dan memiliki martabat tinggi namun ia mandul apakah aku menikahinya?”, Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Jangan !”, kemudian pria itu datang menemui Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam kedua kalinya dan Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam tetap melarangnya, kemudian ia menemui Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam yang ketiga kalinya maka Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam berkata, “Nikahilah wanita yang sangat penyayang dan yang mudah beranak banyak(subur) karena aku akan berbangga dengan kalian dihadapan umat-umat yang lain” {HR Abu Dawud 2/220 no 2050 dan ini adalah lafalnya, Ibnu Hibban 9/363,364, An-Nasaai 6/65, berkata Syaikh Al-Albani , “Hasan Shahih”}</div>
<div>
maka dari itu, jangan minder klo yang punya anak banyak. justru sebaliknya, yang punya anak banyak itu harusnya bangga....karena salah satu tujuan berumah tangga adalah memperoleh keturunan....syukur2 dapat keturunan yang banyak gan...</div>
<div>
<br /></div>
<div>
4. Disunnahkan menikahi wanita yang perawan, kecuali jika ada udzur</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma ia berkata “Ayahku mati syahid dan meninggalkan tujuh atau sembilan anak-anak perempuan maka aku pun menikahi seorang wanita janda, Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Engkau telah menikah ya Jabir”, aku menjawab, “Iya”, ia berkata, “Gadis atau janda?”, aku menjawab, “Janda”, ia berkata, “Kenapa engkau tidak menikahi yang masih gadis sehingga engkau bisa bermain dengannya dan ia bermain denganmu (saling cumbu-cumbuan), engkau membuatnya tertawa dan ia membuatmu tertawa?” (dalam riwayat yang lain, فََأيْنَ أَنْتَ مِنَ الْعَذَارَى ولُِعَابِها “Dimana engkau dengan gadis perawan dan cumbuannya?” [14], aku katakan kepadanya, “Sesungguhnya (ayahku) Abdullah wafat dan ia meninggalkan anak-anak perempuan dan aku tidak suka aku membawa bagi mereka seorang wanita yang masih gadis seperti mereka maka akupun menikahi wanita (janda)yang bisa mengurus mereka dan membimbing mereka”. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam berkata, “Semoga Allah memberi barokah kepadamu” atau ia mengucapkan خَيْرًا “Baik jika demikian”. (Dalam riwayat yang lain Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam berkata, أَصَبْتَ “Tindakanmu benar”, dan dalam riwayat yang lain Jabir berkata, فَدَعَا لِي “Maka Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam mendoakan aku”)</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "(Nikahilah) gadis-gadis, sesungguhnya mereka lebih manis tutur katanya, lebih banyak keturunannya, dan lebih menerima dengan sedikit (qana'ah)" {Hadits riwayat lbnu Majah no. 1861 (1/598), dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, hadits No. 623 (2/192)}</div>
<div>
Betul gan...usahain yang masih perawan tp kalau ga perawan juga gpp. seperti kata Syaikh Utsaimin [Asy-Syarhul Mumti’ XII/16], “Akan tetapi terkadang seseorang memilih untuk menikahi seorang janda karena ada sebab-sebab tertentu sebagaimana yang dilakukan oleh Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma. Ia memilih untuk menikahi seorang janda karena ayah beliau yaitu Abdullah bin Haroom mati syahid dalam perang Uhud dan meninggalkan anak-anak wanita yang membutuhkan seorang wanita yang merawat mereka. Seandainya beliau menikah dengan seorang wanita perawan maka wanita tersebut tidak akan mempu untuk merawat mereka, maka beliau memilih menikahi seorang janda untuk merawat saudara-saudara wanita beliau. Oleh karena itu, tatkala Jabir menyampaikan hal ini kepada Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam maka Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam pun membenarkannya. Maka jika seseorang memilih untuk menikahi seorang wanita janda karena ada kepentingan-kepentingan tertentu maka ini lebih baik.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
5. Hendaknya wanita tersebut berasal dari keluarga baik-baik dan dikenal dengan sifat qona’ah, karena rumah yang demikian biasanya merupakan tempat tumbuh wanita yang baik dan qona’ah</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kondisi yang baik dari keluarga pihak wanita (mertua) cukup memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan akhlak sang wanita, dan bisa jadi merupkan tolak ukur akhlak seorang wanita. Wanita yang tumbuh di keluarga yang dikenal taat beragama maka biasanya iapun akan mewarisi sifat tersebut –meskipun hal ini bukanlah kelaziman-</div>
<div>
Namun wanita yang shalihah yang tumbuh di keluarga yang qona’ah di zaman ini mungkin agak sulit dicari. Karenanya jika agan tidak menemukan wanita yang demikian sifatnya maka tidak mengapa kalau agan memilih wanita yang shalihah meskipun ia berasal dari keluarga yang boros, karena bisa jadi wanita tersebut menyelisihi sifat keluarganya yang boros.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
6. Hendaknya wanita tersebut cerdas</div>
<div>
<br /></div>
<div>
kalau istri kita adalah orang yang cerdas, insyaalloh dia akan bisa mendidik anak-anak kita dengan baik. akhirnya, cerdasnya itu diharapkan menurun ke anak-anak kita. ini kejadian sama teman ane (cowok), waktu dia mo ngenalin ceweknya, ortu minta tuh cewek bawa nilai raport, dsb yang menunjukkan potensi akademik itu cewek. kata bokapnya...."kamu harus dapet istri yang pinter, biar anak2 mu kelak juga pinter"</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-18494485915387532302013-04-05T10:05:00.002-07:002013-04-05T10:05:21.528-07:0013 Kriteria Istri Solehah<br />
Yukk kita simak 13 Kriteria Istri Solehah…<br />Sahabatku inilah diantara kriteria istri sholehah:<br />
<a href="http://punyaliana.files.wordpress.com/2013/03/lk.jpg"><img alt="lk" class="aligncenter size-medium wp-image-345" height="192" src="http://punyaliana.files.wordpress.com/2013/03/lk.jpg?w=300&h=192" width="300" /></a><br />
1. Sangat Damai Hidup Bersamanya Karena Ketaatannya Kepada Allah (QS 4:34).<br />
2. Kalau Ditatap Selalu Menyenangkan (Smile ^_^)<br />
3. Tidak Membantah Jika Diperintah Suaminya dalam Kebaikan & Syariat Allah.<br />
4. Pandai Menjaga Kehormatan & Harta Suaminya, Rasulullah bersabda, ” Sebaik-baiknya Istri Sholehah adalah jika ditatap menyenangkan, bila diperintah taat, & jika suaminya pergi pandai menjaga kehormatan & harta suaminya” (HR Abu Daud).<br />
5. Mulia Sekali Karena Terjaga Kehormatan & Tertutup Auratnya (QS 33:59).<br />
6. Bukan Hanya Babar Bahkan Rela Berkorban untuk Suaminya.<br />
7. “Gholimah” Pandai Merawat Tubuhnya & Sangat Aktif Melayani Suaminya.<br />
8. Bersyukur atas Ni’mat Allah dengan terus Membangkitkan Semangat Suami & Tidak Menuntut Diluar Batas Kemampuan Suaminya.<br />
9. Menyayangi & Menghormati Keluarga Suaminya.<br />
10. Tidak Keluar Rumah Tanpa Seizin Suaminya.<br />
11. Menyertakan Suaminya Dalam Doanya, Terutama dipenghujung Malam.<br />
12. Penuh Perhatian Saat Suami Bicara disertai Tatapan Cinta.<br />
13. Hadiah Kecil Tetapi Sangat Membahagiakan Suami, ta’kala istri Menciumnya disertai bisikan, “Adek bangga menjadi istrimu, kak”,<br />
SubhanAllah indaaaaaaaaah sahabatku, makasih ya Allah. (K. H. Muhammad Arifin Ilham).<br />
Okedehh demikian artikel mengenai 13 Kriteria istri Solehah.. Semoga apa yang saya sampaikan ini bisa menjadi suatu yang bermanfaat buat kita semua.. dan apabila ada kata-kata yang kurang pas dan kurang berkenan di hati kalian saya mohon maaf… Demikian Terimakasih… Wasalamualaikum Wr. Wb.<br />
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2985528918387651289.post-51102165705564939862013-03-26T17:44:00.000-07:002013-03-26T17:44:49.619-07:00Kisah Wanita Sholehah<br />
<div class="image_detail" style="background-color: white; border: 1px solid rgb(207, 207, 207); float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; height: 350px; line-height: 22px; margin: 0px 0px 10px; padding: 3px; text-align: center; width: 636.5625px;">
<span style="float: left; height: 350px; margin: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; width: 636.5625px;"><img alt="Kisah Wanita Sholehah" border="0" src="http://hijabers.abatasa.com/gambar/hijabers/hijabers-kisah-wanita-sholehah-213besar.jpg" style="height: 350px; margin: 0px; padding: 0px; width: auto;" /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; padding: 0px;">
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 0px; padding: 0px;">
Di Madinah ada seorang wanita cantik shalihah lagi bertakwa. Bila malam mulai merayap menuju tengahnya, ia senantiasa bangkit dari tidurnya untuk shalat malam dan bermunajat kepada Allah. Tidak peduli waktu itu musim panas ataupun musim dingin, karena disitulah letak kebahagiaan dan ketentramannya. Yakni pada saat dia khusyu berdoa, merendah diri kepada sang Pencipta, dan berpasrah akan hidup dan matinya hanya kepada-Nya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
Dia juga amat rajin berpuasa, meski sedang bepergian. Wajahnya yang cantik makin bersinar oleh cahaya iman dan ketulusan hatinya.</div>
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
Suatu hari datanglah seorang lelaki untuk meminangnya, konon ia termasuk lelaki yang taat dalam beribadah. Setelah shalat istiharah akhirnya ia menerima pinangan tersebut. Sebagaimana adat kebiasaan setempat, upacara pernikahan dimulai pukul dua belas malam hingga adzan subuh. Namun wanita itu justru meminta selesai akad nikah jam dua belas tepat, ia harus berada di rumah suaminya. Hanya ibunya yang mengetahui rahasia itu. Semua orang tajub. Pihak keluarganya sendiri berusaha membujuk wanita itu agar merubah pendiriannya, namun wanita itu tetap pada keinginannya, bahkan ia bersikeras akan membatalkan pernikahan tersebut jika persyaratannya ditolak. Akhirnya walau dengan bersungut pihak keluarga pria menyetujui permintaan sang gadis.</div>
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
Waktu terus berlalu, tibalah saat yang dinantikan oleh kedua mempelai. Saat yang penuh arti dan mendebarkan bagi siapapun yang akan memulai hidup baru. Saat itu pukul sembilan malam. Doa ‘Barakallahu laka wa baaraka alaika wa jamaa bainakuma fii khairin mengalir dari para undangan buat sepasang pengantin baru. Pengantin wanita terlihat begitu cantik. Saat sang suami menemui terpancarlah cahaya dan sinar wudhu dari wajahnya. Duhai wanita yang lebih cantik dari rembulan, sungguh beruntung wahai engkau lelaki, mendapatkan seorang istri yang demikian suci, beriman dan shalihah.</div>
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
Jam mulai mendekati angka dua belas, sesuai perjanjian saat sang suami akan membawa istri ke rumahnya. Sang suami memegang tangan istrinya sambil berkendara, diiringi ragam perasaan yang bercampur baur menuju rumah baru harapan mereka. Terutama harapan sang istri untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah.</div>
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
Setibanya disana, sang istri meminta ijin suaminya untuk memasuki kamar mereka. Kamar yang ia rindukan untuk membangung mimpi-mimpinya. Dimana di kamar itu ibadah akan ditegakkan dan menjadi tempat dimana ia dan suaminya melaksanakan shalat dan ibadah secara bersama-sama. Pandangannya menyisir seluruh ruangan. Tersenyum diiringi pandangan sang suami mengawasi dirinya.</div>
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
Senyumnya seketika memudar, hatinya begitu tercekat, bola matanya yang bening tertumbuk pada sebatang mandolin yang tergeletak di sudut kamar. Wanita itu nyaris tak percaya. Ini nyatakah atau hanya fatamorgana? Ya Allah, itu nyanyian? Oh bukan, itu adalah alat musik. Pikirannya tiba-tiba menjadi kacau. Bagaimanakah sesungguhnya kebenaran ucapan orang tentang lelaki yang kini telah menjadi suaminya.</div>
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
Oh...segala angan-angannya menjadi hampa, sungguh ia amat terluka. Hampir saja air matanya tumpah. Ia berulang kali mengucap istighfar, Alhamdulillah ‘ala kulli halin. "Ya bagaimanapun yang dihadapi alhamdulillah. Hanya Allah yang Maha Mengetahui segala kegaiban."</div>
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
Ia menatap suaminya dengan wajah merah karena rasa malu dan sedih, serta setumpuk rasa kekhawatiran menyelubung. "Ya Allah, aku harus kuat dan tabah, sikap baik kepada suami adalah jalan hidupku." Kata wanita itu lirih di lubuk hatinya. Wanita itu berharap, Allah akan memberikan hidayah kepada suaminya melalui tangannya.</div>
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
Mereka mulai terlibat perbincangan, meski masih dibaluti rasa enggan, malu bercampur bahagia. Waktu terus berlalu hingga malam hampir habis. Sang suami bak tersihir oleh pesona kecantikan sang istri. Ia bergumam dalam hati, "Saat ia sudah berganti pakaian, sungguh kecantikannya semakin berkilau. Tak pernah kubayangkan ada wanita secantik ini di dunia ini." Saat tiba sepertiga malam terakhir, Allah taala mengirimkan rasa kantuk pada suaminya. Dia tak mampu lagi bertahan, akhirnya ia pun tertidur lelap. Hembusan nafasnya begitu teratur. Sang istri segera menyelimutinya dengan selimut tebal, lalu mengecup keningnya dengan lembut. Setelah itu ia segera terdorong rasa rindu kepada mushalla-nya dan bergegas menuju tempat ibadahnya dengan hati melayang.</div>
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
Sang suami menuturkan, "Entah kenapa aku begitu mengantuk, padahal sebelumnya aku betul-betul ingin begadang. Belum pernah aku tertidur sepulas ini. Sampai akhirnya aku mendapati istriku tidak lagi disampingku. Aku bangkit dengan mata masih mengantuk untuk mencari istriku. Mungkin ia malu sehingga memilih tidur di kamar lain. Aku segera membuka pintu kamar sebelah. Gelap, sepi tak ada suara sama sekali. Aku berjalan perlahan khawatir membangunkannya. Kulihat wajah bersinar di tengah kegelapan, keindahan yang ajaib dan menggetarkan jiwaku. Bukan keindahan fisik, karena ia tengah berada di peraduan ibadahnya. Ya Allah, sungguh ia tidak meninggalkan shalat malamnya termasuk di malam pengantin. Kupertajam penglihatanku. Ia rukuk, sujud dan membaca ayat-ayat panjang. Ia rukuk dan sujud lama sekali. Ia berdiri di hadapan Rabbnya dengan kedua tangan terangkat. Sungguh pemandangan terindah yang pernah kusaksikan. Ia amat cantik dalam kekhusyuannya, lebih cantik dari saat memakai pakaian pengantin dan pakaian tidurnya. Sungguh kini aku betul-betul mencintainya, dengan seluruh jiwa ragaku."</div>
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
Seusai shalat ia memandang ke arah suaminya. Tangannya dengan lembut memegang tangan suaminya dan membelai rambutnya. Masya Allah, subhanallah, sungguh luar biasa wanita ini. Kecintaannya pada sang suami, tak menghilangkan kecintaannya kepada kekasih pertamanya, yakni ibadah. Ya, ibadah kepada Allah, Rabb yang menjadi kekasihnya. Hingga bulan kedepan wanita itu terus melakukan kebiasaannya, sementara sang suami menghabiskan malam-malamnya dengan begadang, memainkan alat-alat musik yang tak ubahnya begadang dan bersenang-senang. Ia membuka pintu dengan perlahan dan mendengar bacaan Al-Quran yang demikian syahdu menggugah hati. Dengan perlahan dan hati-hati ia memasuki kamar sebelah. Gelap dan sunyi, ia pertajam penglihatannya dan melihat istrinya tengah berdoa. Ia mendekatinya dengan lembut tapi cepat. Angin sepoi-sepoi membelai wajah sang istri. Ya Allah, perasaan laki-laki itu bagai terguyur. Apalagi saat mendengar istrinya berdoa sambil menangis. Curahan air matanya bagaikan butiran mutiara yang menghiasi wajah cantiknya.</div>
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
Tubuh lelaki itu bergetar hebat, kemana selama ini ia pergi, meninggalkan istri yang penuh cinta kasih? Sungguh jauh berbeda dengan istrinya, antara jiwa yang bergelimang dosa dengan jiwa gemerlap di taman kenikmatan, di hadapan Rabbnya.</div>
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
Lelaki itu menangis, air matanya tak mampu tertahan. Sesaat kemudian adzan subuh. Lelaki itu memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini, ia lantas menunaikan shalat subuh dengan kehusyuan yang belum pernah dilakukan seumur hidupnya.</div>
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
Inilah buah dari doa wanita shalihah yang selalu memohonkan kebaikan untuk sang suami, sang pendamping hidup.</div>
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
Beberapa tahun kemudian, segala wujud pertobatan lelaki itu mengalir dalam bentuk ceramah, khutbah, dan nasihat yang tersampaikan oleh lisannya. Ya lelaki itu kini telah menjadi dai besar di kota Madinah.</div>
<div style="margin: 0px; padding: 0px;">
Memang benar, wanita shalihah adalah harta karun yang amat berharga dan termahal bagi seorang lelaki bertakwa. Bagi seorang suami, istri shalihah merupakan permata hidupnya yang tak ternilai dan "bukan permata biasa".</div>
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 0px; padding: 0px;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="margin: 0px; padding: 0px;">(Dari kumpulan kisah nyata, Abdur Razak bin Al Mubarak)</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0