Minggu, 23 Januari 2011

20 ciri wanita sholehah (10)

Senang Menyambung Ikatan Kerabat
------------------------------------

Dalam Hadits berikut disebutkan:

Dari Maimunah ra, sesungguhnya ia telah memerdekakan salah seorang budak
perempuannya tanpa lebih dahulu minta izin kepada Nabi SAW. Ketika tiba
saat Nabi bergilir kepadanya, ia berkata: "Wahai Rasulullah, apakah Tuan
tahu bahwa saya telah memerdekakan budak perempuanku?" Sabdanya: "Apakah
engkau telah melakukannya?" Jawabnya: "Ya" Sabdanya: "Alangkah baiknya
kalau budak perempuan itu engkau hadiahkan kepada paman-paman dari pihak
ibumu karena pahalanya akan lebih besar bagi dirimu." (H.R. Bukhari,
Muslim, Abu Dawud, dan Nasa'i)

Penjelasan:

Perempuan yang baik untuk dijadikan istri adalah perempuan yang suka
menjalin ikatan silahturahmi dengan keluarga dan kerabat.

Hadits di atas menceritakan bahwa ketika Maimunah memberitahu Rasulullah
SAW, bahwa dirinya telah memerdekakan budak miliknya, beliau bersabda:
"Alangkah baiknya kalau budak perempuan itu engkau hadiahkan kepada
paman-paman dari pihak ibumu." Ini berarti bahwa Rasulullah SAW lebih
menekankan perlunya mempererat ikatan kekerabatan daripada sekedar
membebaskan budak.

Peranan seorang istri sangat besar dalam mempererat hubungan suaminya
dengan keluarga dan kerabatnya. Bila seorang istri suka menjaga dan
memelihara hubungan dengan kerabat-kerabatnya, baik dari pihaknya sendiri
maupun dari puhak suaminya, jaringan hubungan kekeluargaan akan menjadi
luas, sehingga memudahkan mereka untuk saling menerima dan memberi bantuan.

Kebanyakan orang, terutama para istri, tidak suka bila dia harus membantu
atau menanggung beban hidup orang lain. Mereka lebih mengutamakan keseja
hteraan keluarganya daripada membantu kerabat atau keluarga besarnya.
Umumnya, perempuan lebih mengutamakan diri dan anak-anaknya dan cenderung
kurang peduli dengan keluarga besarnya. Mereka khawatir kalau terlalu
banyak membantu keluarga besar, kepentingannya tidak terpenuhi. Hal inilah
yang sering merintangi para istri untuk bersikap lebih dermawan kepada
keluarga besarnya, apalagi kepada keluarga besar suaminya.

Kita tak boleh merasa tidak memerlukan uluran tangan keluarga atau kerabat
kita, karena sikap semacam ini hanya merugikan diri sendiri. Walaupun
keluarga kita berkecukupan, kita harus ingat bahwa kekayaan tidak bisa
dinikmati selamanya. Peristiwa-peristiwa mendadak yangbisa menghancurkan
kekayaan dan kesejahteraan, tidak dapat kita duga datangnya. Hal semacam
ini kemungkinan besar tidak dapat kita atasi sendiri sehingga memerlukan
bantuan orang lain. Oleh karena itu siapakah yang kita harapkan dapat
memberikan bantuan jika bukan dari keluarga besar kita sendiri.

Sebuah keluarga kaya misalnya, mereka merasa tidak memerlukan bantian lagi
dari keluarga besarnya, lalu bersikap acuh dan merendahkan. Suatu ketika
keluarga ini mengalami malapetaka, misalnya rumahnya terbakar habis
sehingga tidak tersisa harta sedikitpun. Pada saat semacam ini, siapakah
yang diharapkan untuk segera memberikan bantuan kepada dirinya jika
hubungannya dengan keluarga besarnya tidak baik? Dia akan menderita dan
putus asa karena tidak ada orang yang bisa diharapkan pertolongannya. Ia
tidak bisa berharap kepada keluarga besarnya karena selama ini tidak mau
peduli kepada mereka.

Untuk mengetahui seberapa jauh minat dan hasrat calon ustri terhadap upaya
pemeliharaan ikatan silahturahmi dengan keluarga, kita dapat menempuh
cara-cara antara lain:

1. Menanyakan kepada kerabat dekatnya apakah yang bersangkutan kenal, akrab
dan sering berkunjung atau tidak.

2. Menanyakan kepada teman-teman perempuannya atau tetangga sekitarnya
apakah dia berhubungan baik dengan mereka atau tidak.

Karena pentingnya keluarga besar dan kerabat bagi setiap keluarga, kita
wajib memperhatikan calon istri kita seberapa jauh ia mempedulikan kerabat
dan keluarga besarnya. Bila yang bersangkutan adalah orang yang selalu
memelihara dan menyuburkan ikatan silahturahmi dengan keluarga dan
kerabatnya, perempuan semacam ini baik dijadikan istri dan akan membawa
berkah dalam membangun rumah tangga kelak. Sebaliknya, jika dia tidak
peduli dengan ikatan kekeluargaan, kemungkinan besar perempuan semacam ini
tidak akan memberikan berkah dalam keluarga suaminya. Oleh karena itu,
carilah istri yang suka memelihara ikatan silaturahmi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar