Minggu, 23 Januari 2011

20 ciri wanita sholehah (3)

Perawan-----------

Disebutkan dalam Hadits berikut bahwa:

Rasulullah SAW bersabda kepada Jabir ketika beliau kembali dari perang
Dzatur Riqa': "Wahai Jabir, apakah nanti kamu akan kawin?" Saya menjawab:
"Ya, wahai Rasulullah." Sabdanya: "Dengan janda atau perawan?" Saya
menjawab: "Janda." Sabdanya: "Mengapa bukan perawan, supaya kamu dapat
bergurau dengannya dan ia pun dapat bergurau denganmu?" Saya menjawab:
"Sesungguhnya bapakku telah wafat saat perang Uhud, sedangkan beliau
meninggalkan tujuh anak perempuan kepada kami. Oleh karena itu, aku menikah
dengan seorang janda perempuan yang 'mumpuni', ia dapat mengasuh mereka dan
melakukan kewajiban terhadap mereka." Sabdanya: " Engkau benar, insya
Allah." (H.R. Bukhari dan Muslim)

Penjelasan:

Hadits tersebut memberikan dorongan kepada kaum laki-laki untuk memilih
calon istri yang perawan, yaitu perempuan yang belum pernah bersetubuh atau
belum pernah menikah.

Perempuan-perempuan yang masih perawan belum pernah mengenal kemesraan
dengan laki-laki sehingga hatinya masih polos dan bersih. Ia tidak memiliki
kenangan masa lalu dengan laki-laki lain sehingga ketika ia bercengkerama
dengan laki-laki yang baru menjadi suaminya, hati dan angan-angannya hanya
tertuju kepada suami. Ia hanya merasakan sentuhan kemesraan dari laki-laki
yang menjadi suaminya. Seluruh perhatian, cinta, serta kasih sayangnya
dicurahkan kepada suami tanpa membandingkan dengan laki-laki lain. Keadaan
semacam inilah yang digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam Hadits tersebut
dengan sabdanya : "Engkau bisa bergurau dengannya dan dia pun bisa bergurau
mesra denganmu." Suasana semacam inilah yang dinyatakan Rasulullah
kemungkinan besar hanya bisa tercipta dengan istri yang masih perawan.

Laki-laki muslim sebaiknya berhati-hati terhadap perempuan yang pernah
berpacaran atau gemar berganti pacar. Perempuan yang pernah berpacaran
pernah mengenal kemesraan dengan laki-laki sehingga hatinya tidak polos dan
tidak bersih lagi. Ia sudah tentu memiliki kenangan masa lalu dengan
pacarnya sehingga ketika ia bercengkerama dengan suami, hati dan
angan-angannya tidak sepenuhnya tertuju kepada suaminya. Ia akan
membandingkan sentuhan kemesraan antara pacarnya dulu dengan suaminya.
Selain itu, keperawanannya juga harus dipertanyakan karena tidak bisa
dipastikan sejauh mana ia berhubungan dengan pacarnya.

Untuk mengetahui keperawanan calon istri seorang laki-laki dapat melakukan
cara-cara berikut ini:

1. Menanyakan hal tersebut kepada yang bersangkutan ketika bermaksud
melamar.
2. Menanyakan hal tersebut kepada keluarga atau kerabat atau tetangga
dekatnya yang dinilai jujur, adil dan objektif.

3. Melakukan pemeriksaan medis bilamana ingin memperoleh keyakinan bahwa
yang bersangkutan benar-benar perawan. Akan tetapi, cara semacam ini harus
mendapat persetujuan dari perempuan yang bersangkutan, karena hal ini bisa
dianggap merendahkan martabatnya.

Hadits Rasulullah SAW tersebut merupakan anjuran kepada laki-laki muslim
untuk memilih perempuan yang perawan sebagai istri, bukan larangan kepada
laki-laki muslim untuk memperistri perempuan janda. Rasulullah mengingatkan
bahwa dengan memperistri perempuan perawan kemungkinan besar akan lebih
dapat menciptakan suasana kemesraan yang lebih mendalam dibandingkan dengan
beristrikan perempuan janda.

Oleh karena itu, laki-laki yang menginginkan suasana mesra dan perhatian
sepenuh hati dari istrinya, hendaklah memilih perempuan yang masih
perawan.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar