Minggu, 23 Januari 2011

20 ciri wanita sholehah (5)

Memikat Hati----------------

Allah berfirman dalam Q.S. An-Nisaa' ayat 3 :

"Jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan
yang yatim (bilamana kamu mengawininya), kawinilah wanita-wanita (lain)
yang kamu senangi, ..."

Penjelasan:

Ayat tersebut menyebutkan agar laki-laki memilih perempuan yang memikat
atau menyenangkan hatinya sebagai istri. Kata-kata yang dipergunakan pada
ayat di atas yaitu "thaaba". Kata ini berarti :

1. Baik, seperti dalam kalimat: "Hadzaa syaiun thayyib." (Ini adalah urusan
yang baik). Kata thayyib berasal dari thaaba.

2. Hatinya baik, seperti pada kalimat: "Hiya imra'atun thaabat nafsuha".
(Perempuan ini baik hatinya).

3. Ya, sebagai kata jawab, seperti dalam kalimat: "Thayyib, ana hadhir".
(Ya, saya datang).

Dari ketiga arti di atas kita dapat mengetahui bahwa arti kata thaaba pada
ayat tersebut adalah sifat baik hati, akhlaq dan kepribadian perempuan yang
membuat calon suaminya merasa tertarik dan senang. Tanpa adanya
faktor-faktor ini, rasa tertarik, senang dan terpikat tidak akan ada.

Istri yang bisa membuat suaminya merasa senang dan tertarik akan semangat
untuk bersama-sama membangun rumah tangga yang sakinah dan damai. Tanpa
rasa senang dan terpikat sulit akan tercipta kemesraan dan keintiman dalam
hidup berumah tangga. Oleh karena itu, laki-laki yang hendak memilih
seorang perempuan sebagai calon istrinya harus bertanya kepada dirinya
sendiri apakah hatinya benar-benar merasa senang dan terpikat kepada
perempuan tersebut atau tidak. Ia harus jujur menghayati perasaannya
sendiri dalam memperhatikan hal-ihwal perempuan yang diminati sebelum
melamarnya, apalagi menikahinya.

Daya tarik yang utama dan bertahan lama, bahkan sampai akhir hayat adalah
daya tarik akhlaq dan ketaatan perempuan yang bersangkutan kepada Allah dan
Rasul-Nya. Adapun daya tarik lainnya adakalanya menyebabkan kebosanan atau
kebencian di belakang hari. Kecntikan, misalnya, semakin lama akan memudar.
Suami tidak menaruh cinta lagi kepada istrinya karena ia tidak cantik lagi,
atau karena suatu musibah yang merusak kecantikan istri, suami tidak lagi
tertatik, bahkan menjauhinya. Daya tarik lainnya adalah kekayaan. Seorang
laki-laki memperistri seorang perempuan karena tertarik pada kekayaannya.
Setelah menikah sekian tahun, harta kekayaan istri habis, sehingga suami
kehilangan rasa tertarik terhadap istrinya. Oleh karena itu, yang akan
menjamin suami tertarik dan terpesona kepada istrinya secara langgeng
adalah daya tarik akhlaq dan ketaatan beragama seorang perempuan.

Untuk memastikan apakah seorang laki-laki tertarik kepada calon istrinya
atau tidak, dia hendaklah menguji kejujuran hatinya berulang kali dengan
cara-cara antara lain:

1. Membandingkannya dengan perempuan lain. Jika hatinya ternyata masih
bimbang, berarti dia belum terpikat sepenuh hati kepada perempuan tersebut.

2. Mengendapkan keinginannya lebih lama kepada perempuan tersebut sehingga
dapat lebih diyakini ketertarikan dan kesenangan hatinya. Jika setelah
beberapa lama ternyata ia masih tetap tertarik dan menyenanginya, berarti
perempuan tersebut mendapatkan nilai yang tinggi di dalam hatinya.

3. Mengamati daya tarik perempuan tersebut dengan seksama apakah daya
tariknya merupakan sifat-sifat asli atau sekedar polesan. Dengan mengetahui
keadaan sebenarnya, ketertarikan terhadap perempuan yang bersangkutan akan
langgeng karena benar-benar timbul dari dalam hatinya. Sebaliknya, jika
daya tarik perempuan itu hanya bersifat polesan, dia lebih baik
mengundurkan diri, karena daya tarik yang sifatnya polesan tidak bertahan
lama.

Setiap laki-laki perlu memperhatikan aspek ini sebagai tolok ukur dalam
menilai perempuan yang menjadi calon istrinya agar terhindar dari keadaan
yang tidak diinginkan kemudian saat berumah tangga.

Sering terjadi seorang laki-laki sangat kecewa dan menyesal karena istri
yang dahulu dinilai memiliki sifat-sifat terpuji, terbukti memiliki
sifat-sifat sebaliknya. Sifat yang dulu ditampilkan di hadapan calon
suaminya ternyata hanya polesan. Akibatnya, wanita yang dipilih menjadi
istrinya benar-benar dirasakan sebagai orang lain, bukan wanita yang
didambakanya sebelumnya. Kejadian semacam ini hanya meninggalkan rasa
perih, kecewa, dan marah yang terpendam.

Berikut ini kami kemukakan beberapa contoh perempuan yang memiliki daya
tarik polesan atau semu:

1. Seorang perempuan yang terlihat cantik karena bersolek. Karena setelah
menjadi istri ia tidak mampu membeli peralatan kecantikan, terlihatlah
keadaan aslinya. Suami melihat bahwa istri yang disangka benar-benar cantik
alami ternyata tidak cantik. Kecantikannya hanya polesan belaka. Untuk
mempertahankan penampilannya suami harus mengeluarkan biaya banyak sehingga
menguras pendapatanya. Hal semacam ini menimbulkan kejengkelan dan
kemarahan sehingga ia membenci istrinya.

2. Seorang perempuan dari status sosial yang terhormat tetapi sikapnya
merendahkan suaminya. Ia memandang suaminya yang harus menghormati dirinya,
bukan dia yang harus menghormati suaminya. Pada awalnya suami tidak begitu
merasa terhina oleh sikap istrinya, tetapi semakin lama suami merasakan
bahwa dirinya tidak dihargai oleh istrinya sebagai kepala rumah tangga.
Suami merasa kecewa dan jengkel kepada istrinya sehingga mereka semakin
renggang. Suasana semacam ini mengakibatkan rumah tangga tidak lagi
dipenuhi kecintaan dan kemesraan, yang ada hanyalah permusuhan yang
tersembunyi.

Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dalam rumah
tangga Allah menegaskan dengan firman-Nya pada ayat di atas agar laki-laki
memilih perempuan yang benar-benar disenanginya dan memiliki daya pikat
yang sejati. Ia jangan mudah tertipu penglihatan sepintas terhadap
kecantikan, kekayaan, dan status sosial yang lebih banyak dibangkitkan oleh
selera rendah yang sifatnya sementara. Ia hendaklah benar-benar menguji
hati nuraninya dengan cara-cara yang benar sehingga yakin bahwa perempuan
yang hendak dijadikan istrinya benar-benar sesuai dengan hati nuraninya.
Pengamatan jeli dan seksama dalam memilih calon istri yang sesuai dengan
tuntutan Islam merupakan hal utama yang harus ia lakukan.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar